Oleh: Ahmad Yusuf Abdurrohman
SEPERTI halnya sebuah perjalanan melintasi jalanan berdebu nan tandus, terkadang kita akan merasakan apa yang dinamakan dengan rasa lelah.
Terkadang, dalam aktivitas-aktivitas yang kaujalani akan ada sedikit rasa lelah yang hinggap dalam raga. Tak jarang, itu juga akan dirasa oleh jiwa.
Menjadi aktif dengan banyak kegiatan memanglah bagus; bisalah kiranya mengasah kemampuan yang dimiliki. Tapi, terkadang saat kita asyik melakukannya akan lupa diri ini bahwa kita telah menghabiskan banyak waktu seiring berputarnya jarum-jarum jam.
Jika rasa lelah yang dirimu rasakan telah merasuk dalam tulang, itulah pertanda bahwa jiwa dan ragamu memerlukan sedikit jeda untuk beristirahat. Berhentilah sejenak, menepilah dari kesibukanmu yang menyiksa.
Berhenti dari hiruk pikuknya kesibukan, bukanlah berarti lari dari tanggung jawab. Meninggalkan rutinitas yang menjadi amanah yang dipikulkan di atas bahu bukanlah apa yang Islam ajarkan.
Yang kita lakukan, hanyalah sedikit mengambil jeda dari masalah-masalah yang dihadapi.
Sebagaimana rel kereta api yang memerlukan sedikit ruang di antara ruas-ruasnya untuk ruang muai, terkadang jiwa kita juga perlu ruang muainya.
Selaksa kata-kata dalam paragraf yang diberi jeda berupa spasi agar mudah dimengerti, terkadang diri ini juga perlu sedikit jeda untuk dimengerti.
Dekatkanlah diri pada Allah saat diri ini mengambil jeda. Karena, “Ketahuilah, dengan mengingat Allah hati akan merasa tenang.” [1]
Jika dirimu sudah menemukan semangat kembali, maka berjuanglah kembali menghadapi segala kemungkinan yang ada dalam hidup ini. []
Referensi:
[1] QS Ar-Ra’d Ayat 28