MEMANG, kadang-kadang berhubungan selama bulan puasa jadi beban bagi pasangan suami istri. Memang meletihkan karena pada waktu siang, isteri harus menyediakan hidangan untuk berbuka puasa dan sahur. Tetapi melakukan hubungan pada waktu malam adalah ibadah juga.
Surah Al-Baqarah ayat 187, menyatakan “Dihalalkan kepada kamu pada malam Ramadan bersetubuh dengan isteri-isteri kamu.” Ayat ini membolehkan jima di malam hari pada bulan Ramadhan. Ini berarti hanya di siang hari Ramadan, jima tidak dibenarkan.
Karena itu, jangan jadikan berhubungan sebagai beban. Bukankah hukum agama membolehkan? Jadi nikmati saja berhubungan itu. Anda tidak perlu merasa bersalah. Justeru itu dapat pahala pula. Bagi isteri, itu sama saja dengan ibadah. Anda pasti tahu, melayani suami termasuk ibadah. Jika dilakukan dengan senang hati, dengan ikhlas bukan paksaan.
Jadi sepanjang permintaan suami masih wajar, lakukan saja. Mengapa tidak mau merasakan kenikmatan berhubungan itu. Jangan sampai ada perasaan ingin merasa menang dan memaksa. Sehingga misalnya, suami yang menginginkan berhubungan memaksa kehendaknya pada isteri yang sebenarnya yang tidak mau.
Pada waktu malam memang masa terlalu capai untuk melakukan hubungan. Selepas habis waktu berbuka sudah mulai untuk shalat Maghrib dan kemudian ke masjid untuk Isya dan Tarawih. Waktu berhubungan yang sesuai adalah selepas dari masjid jam 10.00 sehingga 11.00 malam.
Jangan lupa untuk bangun lebih cepat daripada waktu yang biasanya ditentukan untuk makan sahur. Ini agar Anda bisa mandi wajib dengan tenang selepas berhubungan. []