Oleh: Rahmi Hidayat
10 HARI terakhir di bulan Ramadhan merupakan waktu-waktu yang dinantikan oleh banyak kaum muslimin, karena itu merupakan waktu-waktu yang terbaik dan terakhir daripada bulan suci Ramadhan.
Selain itu, di antara 10 malam terakhir itu ada satu malam yang sangat diharapkan, yaitu Lailatul Qadar.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْتَمِسُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ
Nabi Shallalahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Carilah malam lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir.” Musnad Ahmad 19879.
BACA JUGA: Antara Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran
Hanya saja, mungkin ada sebagian orang yang tidak bisa melakukan i’tikaf di masjid pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan ini.
Mungkin ada juga yang tidak mampu menghidupkan malam-malam ini dengan semalaman shalat sunnah dan baca quran. Entah karena sakit, pekerjaan dan sebagainya sehingga ia hanya mampu melaksanakan shalat-shalat yang wajib saja pada 10 malam terakhir tersebut.
Pertanyaannya, apakah hanya dengan melakukan amalan fardhu saja tetap mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar?
Sebagian ulama berpendapat bahwa seorang hamba yang ikhlas mengharapkan keridhaan Tuhan-Nya, mengharapkan keutamaan lailatul qadar walaupun dengan semampu ibadah yang ia lakukan, maka ia juga akan mendapatkan bagian daripada malam kemuliaan tersebut, selama ia istiqamah beribadah pada 10 malam terakhir.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnul Musayyib rahimahullah:
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: ” مَنْ شَهِدَ الْعِشَاءَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَقَدْ أَخَذَ بِحَظِّهِ مِنْهَا “
“Siapa yang menghadiri (melakukan) shalat isya pada malam lailatul qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam lailatul qadar tersebut.” (Syuabul_Iman_Baihaqi: 3807)
Jadi semua orang yang melakukan ibadah yang pada malam itu, berarti dia telah melakukan ibadah pada malam kemuliaan (lailatul qadar).
Catatan:
Tulisan ini tidak mengajak Anda untuk bermalas-malasan dalam meraih kemuliaan lailatul qadar, tidak juga untuk bermalas-malasan i’tikaf di masjid, karena i’tikaf di masjid merupakan sunnah Nabi shalallahu alaihi wasallam.
Akan tetapi harapan saya semoga dengan tulisan ini bisa memberikan motivasi kepada setiap mukmin yang dengan keterbatasannya karena suatu hal sehingga tidak mampu maksimal dalam beribadah pada 10 malam terakhir tetap optimis dan tidak berkecil hati karena sesungguhnya ia pun bisa meraih keutamaan pada malam lailatul qadar tersebut selama ia mengharapkannya dan beribadah sebaik mungkin pada malam itu, meskipun hanya mampu shalat fardhu saja.
Semua orang yang beribadah di malam tersebut, di rumah ataupun di Masjid akan mendapatkan keutamaan dari ibadah yang ia lakukan.
BACA JUGA: Cara Mudah Mengetahui Lailatul Qadar
Di antara doa yang dianjurkan dibaca adalah “Allahumma Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul ‘Afwa fa’fu ‘anni” sebagaimana disebutkan dalam musnad Ahmad 24330
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنِّي عَلِمْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا كُنْتُ أَدْعُو بِهِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَوْ مَا كُنْتُ أَسْأَلُهُ قَالَ قُولِي اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Dari Aisyah berkata; saya berkata; “Wahai Rasululllah! Menurutmu kalau saya berjumpa dengan malam lailatul qadar, dengan apa saya harus berdoa kepada Tuhan-ku atau dengan apa saya memohon kepada-Nya?” beliau bersabda: “Katakanlah ALLAHUMMA INNAKA AFFUWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNI (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Engkau mencintai seorang pemaaf, maka ampunilah aku).” []