PALU–Pertemuan para sarjana dan pemikir muslim dalam forum The 18 th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di Institut Agama Islam negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah 17-20 September 2018 resmi ditutup.
Forum yang diparkarsai Kementerian Agama RI ini menghasilkan simpulan, bahwa menangani radikalisme tidak bisa dilakukan melalui satu jalur.
Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta di IAIN Palu Prof Noorhaidi Hasan mengatakan, bila selama ini pemerintah negara-negara Islam cenderung berfokus pada pendekatan ideologi, kini saatnya mengambil pendekatan bidang ekonomi, budaya, dan sosial.
BACA JUGA:Â AICIS 2018 Resmi Ditutup, Sarjana Muslim Dunia Desak Pemerintah Lakukan Deradikalisasi Segala Sektor
AICIS adalah forum kajian keislaman yang diprakarsai Indonesia sejak 18 tahun lalu. Pertemuan para pemikir islam ini menjadi barometer perkembangan kajian Islam dan tempat bertemunya para pemangku kepentingan studi islam dunia.
Lima Butir Rekomendai AICIS antara lain,
1.Terdapat kebutuhan untuk meninjau beberapa perspektif lama dalam studi islam dan masyarakatnya.
2. Perspektif terbaru studi islam perlu menilik kembali akar sejarahnya dalam membangun model Islam moderat sebagaimana yang ada di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
3. Bentuk Intoleransi saat ini terwujud dalam berbagai bentuk yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor ideologis maupun instrumen lain yang semuanya memerlukan respon dan strategi lanjutan. Diperlukan koeksistensi untuk membangun toleransi dan perdamaian melalui berbagai program dan aksi yang relevan.
BACA JUGA:Â Radikalisme Menjadi Tema Konferensi Sarjana Muslim Sedunia di Indonesia
4. Pemahaman yang signifikan tentang radikalisme di kalangan muda akan melahirkan kemungkinan strategi dan jalan keluar yang terpadu serta langkah-langkah yang komprehensif untuk memutus rantai radikalisme dan terorisme.
5. Selain pendekatan ideologi dan program deradikalisasi, langkah-langkah dalam bidang ekonomi, budaya, dan pendekatan sosial harus segera diambil untuk mengikis pengaruh radikalisme dan terorisme. []
REPORTER: RHIO