Hadits ini menghimpun semua keluhuran agama yang memerintahkan untuk istiqomah, berarti ketepatan dan kebenaran niat, perkataan, dan perbuatan. Rasulullah Saw. mengetahui, mereka tidak akan sanggup melakukan keistiqomahan, maka beliau melimpahkannya menjadi muqarabah, berarti seorang manusia melakukan sesuatu yang mendekati keistiqomahan sesuai dengan kemampuannya.
Seperti saat seseorang melempar ke arah sasaran, jika dia tidak mengenai sasarannya, paling tidak ia sudah mendekatinya.
Bagaimana dengan itu, Rasulullah Saw. juga memberitahukan bahwa istiqomah dan muqarabah tidak dapat menyelamatkan pada hari Kiamat. Hendaklah seseorang tidak bergantung pada amalnnya, tidak merasa takjub dengannya, dan tidak memandang keselamatannya bergantung pada amalannya. Keselamatan hanya karena rahmat Allah, ampunan-Nya, dan karunia-Nya.
Jadi, istiqomah adalah kalimat yang membawa seluruh makna yang terkandung di dalam agama ini, yaitu melakukan hakikat kebenaran dan pemenuhan janji di hadapan allah Swt., dan berkaitan dengan berbagai perkataan, perbuatan, situasi, dan niat. Abu Thalib Al-Makiy berkata,”hakikat istiqomah adalah tidak melakukan kembali penyimpangan yang pernah terjadi sepanjang umurnya.
Kemudian hendaklah dia mengikuti jalan orang-orang yang kembali pada Allah dan tidak berteman dengan orang bodoh karena akan menjatuhkannya. Selain itu, hidupnya selalu menyibukan diri dengan memperbaiki diri dengan memperbaiki sesuatu yang telah rusak pada masa lalunya. Hal ini supaya dia termasuk golongan orang-orang yang memperbaiki diri dengan bertobat dan memperbaiki apa yang telah mereka rusak.
Allah Swt. tidak akan memperbaiki amal orang-orang yang berbuat kerusakan. Sebagaimana Dia tidak akan mengabaikan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan, kemudian menggantikan seluruh amal buruknya dengan amal soleh supaya dia termasuk golongan orang-orang menggantikan keburukan dengan kebaikan melalui tobat.
Sebab, pergantian dari amal buruk menjadi amal baik itu harus terjadi di dunia. Dalilnya adalah firman Allah Swt,. “Sesungguhnya allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.(QS. Al-Ra’d [13]: 11) Sumber: Jangan Berputus Asa Dari Rahmat Allah/Ahmad Abduh ‘Iwadh/Salamadan.[]