Oleh: Ammylia Roatikasari, S.S.
Aktivis Penulis Bela Islam
BAGI pasangan suami istri, membina keluarga sakinah mawadah wa rahmah adalah sebuah dambaan yang wajib dilaksanakan. Mengarungi bahtera rumah tangga yang penuh dengan tuntunan Kalamullah dan Sunah Rasulullah. Bahagia dirasa, berkah pun diraih.
Kala ibunda kaum Muslim, Aisyah ra, merenung. Beberapa sahabat memintanya untuk menceritakan perkara apa yang paling berkesan dan memesona dari diri seorang Rasulullah sebagai sosok suami. Mendengar permintaan itu ibunda Aisyah lirih menitikkan air matanya, seraya berkata, “Kana kullu amrihi’ ajaba (semua yang ada pada diri beliau menakjubkan bagiku).
BACA JUGA: Undian di Pernikahan al Makmun
Rasulullah memang sosok suami yang romantis. Ibunda Aisyah pernah diajaknya berlomba lari. Beliau juga begitu penuh perhatian dan pengertian dalam memahami karakter istri-istrinya. Beliau begitu peka.
Suatu saat Rasulullah pernah berucap kepada ibunda Aisyah, “Sungguh, aku dapat mengetahui kapan kamu sedang suka kepadaku dan kapan engkau marah.” Ibunda Aisyah berkata, ”Dari mana engkau tahu?” Rasulullah pun menjawab, ”Bila engkau sedang suka padaku engkau berkata, ’Demi Tuhannya Muhammad. ’Lalu jika engkau marah kepadaku, engkau berkata, ‘Sungguh, demi Tuhannya Ibrahim.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Begitulah komunikasi yang terjalin antara Rasulullah dengan istrinya. Sungguh terurai dalam kata-kata yang cair. Tak segan membahas situasi emosi. Bahkan Rasulullah mempergauli istri dengan harmoni. Beliau pandai bersenda gurau kepada istri-istrinya. Beliau pun senantiasa bersikap lemah lembut.
Rasulullah memang berpoligami, tapi beliau mampu senantiasa menjaga interaksi setiap istri untuk selalu harmoni. Meski cemburu yang dirasa oleh istri tak bisa dinafikan.
Suatu saat Ummu Salamah pernah mengantarkan makanan di atas piring miliknya kepada Rasulullah saw. Dan para sahabat. Ternyata tiba-iba ibunda Aisyah datang dan memecahkan piring. Rasulullah saw. Tidak marah melihat perlakuan tersebut. Namun, beliau menyatukan belahan piring tersebut seraua bersabda pada sahabat, “Makanlah. Sungguh ibu kalian sedang cemburu.”
Menyikapi Ibunda Aisyah yang cemburu, Rasulullah tidak marah, tetapi beliau selalu memberlakukan sikap bijak dan adil. Rasulullah mengambil piring milik Aisyah dan memberikannya kepada Ummu Salamah. Sementara piring Ummu Salamah yang telah pecah, beliau serahkan kepada ibunda Aisyah (HR An Nasai).
Begitu banyak keindahan yang mewarnai kehidupan rumah tangga Rasulullah. Tentulah dapat menjadi inspirasi bagi setiap pasangan suami istri. Sesibuk apa pun Rasulullah dalam mengelola urusan agama dan negara, tetapi beliau begitu menyempatkan untuk mengunjungi istri-istrinya.
Rasulullah pun menjadi teladan dalam bidang parenting. Sikap lemah lembut ia tanamkan dalam mendidik anak-anaknya. Jika anak bersalah, Rasulullah tidak mudah marah. Beliau dengan telaten mendidik mereka dengan tuntunan ajaran Islam.
BACA JUGA: Nikah Melangkahi Kakak
Rasulullah pun tak jarang menemani anak-anak makan. Beliau mengajarkan adab sebelum menyantap hidangan. Bahkan anak tiri beliau yaitu Umar bin Salamah, pernah menceritakan, “Ketika masih anak-anak, aku pernah dipangku Rasulullah saw. Tanganku melayang ke arah nampan berisi makanan. Rasulullah berkata kepadaku, “Nak, bacalah basmallah, lalu makanlah dengan tangan kanan dan ambillah makanan yang terdekat denganmu.’Maka seperti itulah cara makanku seterusnya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Begitulah sekelumit potret rumah tangga Rasulullah. Sebuah inspirasi yang begitu berarti. Beliau senantiasa mengajarkan kebaikan dengan ajaran Islam. Maka tak ada alasan bagi kita untuk tidak berkaca pada rumah tangga Rasulullah saw. Semoga salawat dan salam tercurah limpah kepadanya. Wallahu’alam bishowab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.