KEJADIANNYA malam Rabu kemarin. Jam hampir merapat ke angka 22.00. Saya baru saja keluar dari tempat kerja, dengan setumpuk berkas buku yang akan dicetak pekan ini. Berkas-berkas itu saya sempilkan di bagasi depan motor seperti biasanya.
Jalanan masih ramai, terutama oleh truk-truk besar. 300 meter setelah motor melaju, plastik tempat berkas buku mencelat, mungkin karena angin dan saya teledor menjepitkannya.
BACA JUGA: Setelah 40 Tahun
Dalam sekejap, jalanan dipenuhi oleh lembaran-lembaran kertas itu.
Hati saya mencelos, melihat hasil kerja berbulan-bulan yang tertindas oleh sebagian besar ban-ban mobil truk.
Sepersekian detik, saya menepikan motor, dan berpikir, sudah saya tinggalkan saja, dan biarkan berkas itu mungkin akan hilang oleh air hujan dan akan dibersihkan oleh para petugas kebersihan jalanan esoknya.
Namun tanpa saya duga, para pengendara semuanya menghentikan kemudinya. Mereka turun, dan tanpa bertanya apapun, mengumpulkan berkas-berkas itu.
Saya terperangah, dan segera tersadar untuk ikut mengumpulkan pula. Mungkin sekitar 3 menit jalanan besar itu terhenti, dan orang-orang dengan sigap memberikan bantuan.
BACA JUGA: Ada yang …
Saya ucapkan terima kasih. Mereka kembali melaju. Saya memandang berkas-berkas yang sebagian kotor itu .
Saya kembali meneruskan perjalanan pulang. Dalam hati saya berujar, “Di dunia yang semakin tipis ini, begitu banyak kebaikan kita jumpai dimanapun.” []