TIDAK tersedianya masjid menjadi tantangan tersendiri bagi warga yang bermukim di Desa Talang Empat, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Karena tak ada pilihan lain, saat tiba waktu shalat dan azan dikumandangkan, kerinduan shalat berjamaah pun mesti ditunaikan maka gubuk peristirahatan “disulap” menjadi masjid.
Gubuk itu ukurannya tidak luas, hanya 2X3 meter persegi. Daya tampung juga terbatas, hanya untuk 10 orang. Jika dipaksakan jumlahnya melebihi 10 orang, membuat kaki gemetaran. Maka, yang shalat mesti bergantian menunggu giliran. Selain difungsikan sebagai tempat shalat, jika sore hingga malam hari, gubuk itu dipakai untuk anak-anak mengaji.
BACA JUGA: Praktik Wakaf Produktif untuk Masyarakat
Warga sekitar menuturkan, kondisi ini sudah dijalani selama lima tahun. Karena rata-rata masyarakat sekitar berprofesi sebagai petani, jadi mereka tak punya cukup biaya untuk membangun masjid permanen. Namun doa senantiasa dipanjatkan, dan mereka berharap ada kemudahan.
“Sudah lima tahun, kami harus bergantian untuk shalat karena gubuk ini hanya mampu menampung 10 orang untuk berjamaah. Kalau shaf sudah penuh kaki terasa gemetar karena sebagian kayu sudah mulai lapuk. Kami takut ketika sujud, gubuk yang kami sebut Masjid ini roboh,” ungkap Ustadz Baidowi selaku ketua Yayasan Generasi Khoirus Syabab Bengkulu, Senin (22/2/2020).
Keterbatasan tidak membuat warga dan Ustad Baidhowi, yang senantiasa membimbing anak mengaji, menyerah. Gubuk peristirahatan petani tanpa dinding, beralaskan kayu, genting-genting sudah mulai berlubang. Tak jarang ketika hujan deras turun, baju mereka sering kebasahan. Namun gubuk itu tak pernah sepi dari aktivitas shalat berjamaah dan mengaji.
BACA JUGA: Wakaf, Amalan Para Sahabat
Mengetahui kondisi ini, mendorong Baitul Wakaf mengikhtiarkan pembangunan masjid permanen untuk warga desa Talang Empat, Bengkulu.
“Insya Allah, ikhtiar pembangunan masjid ini sudah kita mulai. Baitul Wakaf bekerja sama dengan Hidayatullah Bengkulu mewujudkan masjid permanen diatas tanah wakaf yang ada di desa ini,” Ujar Tian Gusti selaku manajer kemitraan Baitul Wakaf.
“Pembangunan masjid ini sudah semakin terlihat hasilnya. Kami sangat senang dan bahagia karena terbayang dalam waktu dekat bisa kami gunakan,” ungkap Sutrisno.
Tian mengungkapkan, pembangunan masjid tersebut telah dimulai sejak akhir Oktober 2020. Saat ini progress pembangunan telah mencapai 65 persen. Semoga dalam waktu dekat masjid untuk warga Desa Talang Empat tersebut segera terwujud.
“Kami targetkan sebelum Ramadhan masjid ini sudah selesai dan difungsikan normal dengan seluruh sarana yang ada. Sehingga, warga lebih kondusif dan khusyu saat Ramadhan nanti. Total biaya yang dibutuhkan sampai selesai mencapai Rp 700 juta,” pungkas Tian. []
SUMBER: BWI