BERKHIANAT adalah salah satu perbuatan buruk yang harus dijauhi oleh umat Islam Secara istilah, berkhianat adalah perbuatan tidak jujur yang dilakukan dengan melanggar janji atau sumpah.
Berkhianat dapat terjadi terhadap diri sendiri, terhadap Allah SWT dan Rasulullah ﷺ, dan terhadap orang lain. Rasulullah ﷺ menempatkan khianat sebagai salah satu tanda munafik. Dikatakan:
“Tanda munafik itu ada tiga: apabila berbicara, dia dusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila dipercaya, dia khianat.” (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, penting kita pahami bahwa nifak mengandung arti lebih luas dari pada khianat. Nifak mengandung arti curang terhadap ajaran Allah SWT dan Rasulnya. Khianat mengandung arti curang terhadap janji yang dibikinnya dan culas terhadap kepercayaan (amanah) yang diberikan kepadanya.
Berkhianat terhadap diri sendiri, misalnya, mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah SWT kepadanya tanpa alasan syari. Contohnya, mengharamkan makanan dan/atau minuman yang secara faktual telah dinyatakan kehalalannya dalam kalam Allah SWT atau sabda Rasulnya.
Khianat terhadap Allah SWT dan Rasulnya, misalnya, mengingkari perkara yang disyariatkan Allah SWT dan Rasulnya.
Contohnya, mengabaikan perintah shalat fardhu padahal tidak ada udzur syari, mengabaikan perintah zakat padahal sudah nisab, dan mengabaikan perintah pergi haji padahal sudah istithaah.
Lebih jauh, mengutip pendapat Hasan bin Ali bin Abi Thalib yang dimaksudkan khianat terhadap Allah SWT dan Rasulnya tidak sebatas meninggalkan aturan agama, tetapi juga menyempitkan aturan agama.
BACA JUGA: Sekali Kau Berkhianat
Contoh: menyempitkan agenda dakwah, tarbiyah, dan khidmat kepada sesama dikait-kaitkan dengan untung rugi secara finansial. Khianat terhadap orang lain, misalnya, tidak membuktikan janji-janjinya terhadap orang lain dan amanah yang diberikan orang lain kepadanya. Berikut ini 5 Peringatan Berkhianat:
Berkhianat: Merupakan Sifat Munafik
Dalam sebuah hadits, dikatakan bahwa khianat adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh orang munafik. Selain itu, orang yang munafik juga senang bicara bohong dan mengingkari janji. Sudah sepantasnya bagi seorang mukmin untuk menyelisihi ciri – ciri orang munafik tersebut. Yaitu dengan berkata jujur, menepati janji, dan menjaga amanah.
Tanda-tanda orang munafik ada tiga jika berbicara berbohong, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya berhianat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berkhianat: Akan di Permalukan di Akhirat
Setelah seluruh manusia wafat dan kehidupan di bumi selesai, maka semua umat manusia memasuki hari pembalasan atau kehidupan akhirat. Pada hari itu, semua perbuatan manusia semasa hidup akan dihitung dengan adil. Termasuk para pengkhianat di hari itu, para pengkhianat akan mendapatkan bendera sebagai tanda. Hal ini tertulis dalam sebuah hadits Berikut ini:
Setiap penghianatan akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini penghianatan si fulan dan ini penghianatan si fulan. (HR. Bukhari Muslim)
Berkhianat: Tidak disukai Allah SWT
وَاِمَّا تَخَافَنَّ مِنْ قَوْمٍ خِيَانَةً فَانْۢبِذْ اِلَيْهِمْ عَلٰى سَوَاۤءٍۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْخَاۤىِٕنِيْنَ
Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berkhianat. (QS. Al-Anfal: 58)
Dalam surat tersebut, Allah SWT menyebutkan bahwa Dia tidak menyukai orang yang berkhianat. Hal ini karena pengkhianatan bukanlah sifat yang dimiliki oleh seorang mukmin. Di samping itu, pengkhianatan juga akan menimbulkan kerusakan, kerugian, dan permusuhan. Sementara Islam merupakan agama yang menghendaki perdamaian dan keselamatan.
BACA JUGA: Ketika Suami “Berkhianat”
Berkhianat: Sifat Orang Yahudi
Ada banyak kisah tentang pengkhianatan bangsa Yahudi kepada para nabi nabi terdahulu dan juga kepada Allah SWT. Salah satu di antaranya diceritakan di dalam Al-Quran pada surat Al-Maidah yang artinya:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُمْ لَعَنّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوْبَهُمْ قٰسِيَةً ۚ يُحَرِّفُوْنَ الْكَلِمَ عَنْ مَّوَاضِعِهٖۙ وَنَسُوْا حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوْا بِهٖۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰى خَاۤىِٕنَةٍ مِّنْهُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ ۗاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Tetapi karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah SWT) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Dalam surat tersebut, Allah menceritakan bagaimana orang Yahudi sering sekali melakukan pengkhianatan. Bahkan pengkhianatan tersebut dilakukan terhadap Allah dengan mengubah perkataan Allah. Ayat ini juga mengingatkan kaum muslimin dan orang – orang mukmin agar selalu menjaga amanah dan tidak berkhianat kepada Allah dan para nabi. (QS. Al-Maidah: 13)
Berkhianat: Salah Satu Jalan Menuju Neraka
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ
Allah SWT membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). (QS. At-Tahrim: 10). []
SUMBER: WIKIPEDIA I SMPIALHASANAH