PEREMPUAN dan laki-laki memiliki porsi yang berbeda dalam beribadah. Oleh karena itu mengapa perempuan memiliki hari ‘libur’ dalam menjalankan ibadah wajib. Setidaknya seminggu dalam sebulan, ibadah-ibadah wajib itu berubah hukumnya menjadi haram ketika datang saatnya haid atau nifas.
Dalam momentum Ramadhan, seringkali diantara kaum perempuan merasa iri dengan laki-laki yang bisa menjalankan puasa sebulan penuh. Namun sebetulnya, peluang pahala bagi perempuan sangatlah melimpah. Terdapat beberapa amalan yang lebih cenderung dilakukan oleh perempuan dibandingkan oleh laki-laki. Apa saja kebaikan Ramadhan yang dapat diraih oleh perempuan?
Menyiapkan Hidangan Berbuka
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, baginya pahala seumpama pahala bagi orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya (orang yang berpuasa itu),” (HR Al-Baihaqi & Ibn Khuzaimah).
Bayangkan berapa banyak jumlah anggota keluarga di rumah, maka sebanyak itulah pahala puasayang bisa kita dapatkan. Meskipun ada saatnya kita berhalangan untuk menunaikan ibadah puasa, namun Allah menyediakan ladang pahala-Nya yang berlimpah bagi kita jika turut menyediakan hidangan berbuka puasa.
Tidak hanya ganjaran dari menyediakan makanan yang didapat, namun juga pahala dari berinfak jika kita menyediakan makanan semisal ta’jil untuk musafir di perjalanan atau untuk orang-orang yang berbuka di mesjid.
Mengajak dan Menyediakan Sahur
Sebagai anggota keluarga perempuan, baik itu ibu maupun kakak, kita memiliki peran penting untuk membangunkan anggota keluarga lainnya untuk sahur. Rasulullah menganjurkan orang-orang yang berpuasa untuk sahur, sebagaimana sabdanya,
“Barsahurlah kamu semua, sesungguhnya dalam sahur itu ada barakah.” (HR Al-Bukhari & Muslim)
Dengan mengajak orang lain untuk sahur, kita dapat memperoleh pahala dari tawashobil haq atau menyeru pada kebenaran. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ketika kita menyeru pada kebaikan, maka kita akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukan kebaikan tersebut.
Suami Beri’tikaf di Mesjid pada 10 Malam Terakhir Ramadan
Saat suami atau anggota keluarga laki-laki di rumah melaksanakan i’tikaf di mesjid pada 10 hari terakhir Ramadhan, biasanya anggota keluarga perempuan tetap di rumah untuk menyediakan keperluan anggota keluarga lainnya, termasuk keperluan sahur dan berbuka. Meskipun tidak ikut beri’tikaf, namun peluang pahala yang dimiliki perempuan pun sangat besar. Karena dengan membantu suami menyiapkan keperluannya untuk i’tikaf dan selalu siap sedia menjaga keluarga di rumah, kaum perempuan memperoleh pahala yang besar atas kesiagaannya. Sebagaimana sabda Nabi Saw:
“Siapa yang mempersiapkan seorang pejuang, maka sesungguhnya dia telah berjuang. Dan siapa yang menjaga dengan baik ahli keluarga seseorang yang pergi berjuang, maka sesungguhnya dia juga telah berjuang,” (H.R. al-Bukhari dan Muslim). []
SUMBER: MEDIAZOYA