ALLAH memerintahkan manusia untuk berlindung kepada-Nya yang menguasai waktu subuh (fajar), begitulah firman-Nya di Surat Al-Falaq. Ada apa dengan waktu subuh atau fajar? Bukankah Umat Nabi Muhammad saw diberkahi di waktu pagi?
Sebelum dan sesudah subuh atau fajar, banyak ibadah shalat sunnah yang dianjurkan. Dari shalat Tahajud, Fajar, Syuruq hingga Duha. Keutamaannya sangat luar biasa. Mengapa? Apakah sekedar persiapan memulai hari agar lebih berenergi dan meraih berkah? Namun mengapa perintahnya justru meminta perlindungan? Marilah membuka sejarah apa yang terjadi di waktu tersebut.
Allah menyelamatkan pengikut Nabi Luth sebelum Subuh. Malaikat mengingatkan kepada Nabi Luth dan pengikutnya agar berjalan ke tempat yang telah diperintahkan, jangan ada yang menoleh kebelakang dan teruslah berjalan jangan pernah berhenti.
Untuk mengontrol perjalanannya, agar tidak ada yang tertinggal. Agar irama perjalanannya terkendali, Nabi Luth berada di barisan belakang untuk mengawasinya. Malaikat menjelaskan juga bahwa yang durhaka akan ditumpas habis di waktu Subuh.
Saat Subuh tiba, yang durhaka diazab dengan suara keras yang mengguntur. Bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan juga dihujani dengan batu dari tanah yang keras. Seperti itulah azab kepada kaum Nabi Luth yang durhaka.
Azab Allah juga diturunkan pada Ashabul Aikah, kaumnya Nabi Syuaib, dan Ashabul Hijr, kaumnya Nabi Shaleh, di waktu pagi. Pagi yang sejuk dan tentram, ternyata berubah menjadi sangat mengerikan. Rumah-rumah yang kokoh, tinggi, megah dan indah, yang terbuat dari batu gunung yang keras, seketika hancur dengan suara keras yang mengguntur. Tak ada yang bisa menolong dari apa yang telah mereka usahakan.
BACA JUGA:Â Â Mengapa Kisah Nabi Adam Dipaparkan di 7 Surat yang Berbeda?
Berlindung di waktu Falaq, Subuh atau Fajar, caranya dengan shalat, berdoa, beristighfar dan berdzikir. Di waktu ini Allah membimbing manusia dengan shalat subuh dengan beragam shalat sunah seperti Tahajud, Fajar, Syuruq dan Dhuha. Sebab, sangat banyak kaum yang diazab Allah di waktu ini. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Redaksi berhak melakukan editing terhadap naskah tanpa mengubah maksud dan tujuan tulisan.