INGGRIS—Pemerintah Inggris dilaporkan telah menghabiskan lebih dari 2,44 miliar USD untuk melakukan serangan udara di Irak dan Suriah sejak tahun 2014. Serangan tersebut dilakukan bersama AS dan sekutunya yang membentuk sebuah koalisi.
Menurut laporan, koalisi tersebut dibentuk guna melawan kelompok yang Barat anggap sebagai ‘teroris’ yang menimbulkan malapetaka di dua negara Arab tersebut, menurut data resmi.
Anggaran terbesar senilai 2 miliar USD digunakan untuk mengoperasikan jet tempur Tornado dan Eurofighter Typhoon milik Royal Air Force (RAF), Jet Reaper dan pesawat pengintai selama lebih dari 42 ribu jam.
Angka-angka tersebut dilaporkan pada Senin (26/2/2018) untuk menanggapi permintaan terhadap Freedom of Information oleh kelompok anti-perang Drone Wars UK. Angka-angka tersebut tampaknya merupakan sebagian kecil dari apa yang digunakan Inggris selama intervensi ilegal yang dijuluki ‘Operation Shader.’
Angkatan udara Inggris juga telah mengerahkan lebih dari 3.500 unit berbagai amunisi di lebih dari 1.700 serangan udara Suriah dan Irak. Amunisi tersebut menghabiskan biaya sekitar 375 juta USD selama 3,5 tahun terakhir.
Hal itu termasuk bom laser Paveway IV yang harganya sekitar 98 ribu USD masing-masing untuk versi yang lebih tua dan 140 USD yang masih disempurnakan.
Pilot Inggris juga telah menembakkan tidak kurang dari delapan rudal Storm Shadow yang harganya sekitar 1.100.000 USD per unit, kata kelompok aktivis tersebut.
Biaya tersebut belum termasuk penggunaan bahan bakar, awak kapal dan perawatan pesawat terbang.
Drone Wars Inggris memerkirakan pemerintah Inggris juga menghabiskan dana 112 ribu USD untuk perawatan senjata udara multifungsi Typhoons. Selain biaya 49 ribu USD dan 4,9 ribu untuk pesawat Tornado dan Reaper. []
SUMBER: PRESSTV