USIA senja tidak membuat semangat kakek 77 tahun ini turun dalam mencari rezeki. Sudah enam tahun Abdul Rahman menjual koran di SPBU Jalan Casablanca, Jakarta Selatan.
Kakek Rahman masih semangat menawarkan koran dari pelbagai surat kabar nasional. Padahal kondisinya tengah memprihatinkan. Pasalnya, di usia yang sudah tua Kakek Rahman didera penyakit tumor pada bagian wajahnya.
Meski demikian, keadaan itu tidak membuatnya mengeluh. Kakek Rahman bahkan menolak jika ada orang hanya memberi belas kasih kepadanya. Namun, tentu penolakan itu dilakukan dengan cara ramah.
Sehari-hari Kakek Rahman memang dikenal ramah. Selama ini Kakek Rahman tinggal bersama anak dan cucunya di rumah berukuran kecil bilang Menteng Dalam, Jakarta Selatan. Meski kondisinya mengenaskan dia tidak sungkan membagi rezekinya kepada para janda dan anak yatim.
Semua itu dilakukan sebagai wujud bersyukur dengan rezeki diperolehnya hari itu.
“Uang hasil jual koran saya bagiin ke cucu, anak-anak yatim, janda miskin setiap hari. Kalau ketemu anak yatim di jalan, saya panggil, saya kasih uang, saya pegang kepalanya saya doain biar pinter,” cerita kakek Rahman dikutip dari merdeka.com.
Yang lebih dasyat lagi, meski dirinya menjalani profesi sebagai loper koran, tapi kegiatan agama tidak pernah Kakek rahman tinggalkan, pun dengan rutinitas ibadah sehari-hari ia tidak pernah ditinggalkan.
Tak hanya rajin shalat, Kakek Rahman juga setiap hari selalu bangun tengah malam untuk menjalankan salat Tahajud. Setelah itu dia langsung membaca Alquran hingga Subuh. Seusai salat Subuh, dia langsung bergegas ke SPBU tempatnya mangkal berjualan koran.
“Saya jalan jual koran di SPBU jam 06.00 sampai jam 11.00, lalu jam 13.00, balik lagi jualan sampai jam 16.00 sore,” ungkapnya.
Usai menjajakan koran, kakek Rahman lebih memilih membaca Alquran sampai menunggu waktu salat Magrib lalu pergi ke musalah. Barulah selepas salat Isya dia beristirahat atau sekedar bermain dengan para cucunya.
Berkat kebaikan dan keikhlasannya, awal Januari 2017 Kakek Rahman akan melaksanakan ibadah umrah ke Tanah Suci. Dia mengaku ada seorang donatur akan memberangkatkan dirinya bersama 9 orang lain.
Subhanallah, semangat Kakek Rahman yang tetap semangat bekerja mengejar rezekin-Nya patut kita contoh. Disamping itu, tak hanya kehidupan dunia yang dikejar namun juga bekal diakhirat, seperti shalat lima waktu, shalat tahud, sedekah dan kebaikan beliau terhadap orang-orang di sekitarnya pun patut kita tiru, terlebih dengan usia kita yang masih muda. Luar biasa. []