ORANG-orang shaleh dapat dikatakan sebagai orang-orang pilihan Allah. Mereka adalah orang-orang yang selalu berusaha untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah. Mereka juga selau berusaha untuk meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh-Nya.
Orang-orang shaleh biasanya akan menjadi panutan bagi orang lain. Keshalehannya dapat menggerakkan hati orang lain untuk mengikuti apa yang mereka lakukan. Lalu, apa kelebihan mereka dalam menghadapi kehidupan dunia sehingga dapat menggerakkan hati orang lain untuk berbuat seperti mereka?
Orang shaleh apabila didatangi oleh orang yang meminta sedekah akan bangun menyambutnya dan berkata, “Selamat datang orang yang membawa bekal untukku ke akhirat.”
Mereka yakin orang-orang yang meminta-minta itu bukan untuk mengambil sesuatu yang berharga darinya. Tetapi, justru datang untuk membawa pahala dan ganjaran sebagai bekal ia di akhirat. Mereka takut mengucapkan kata-kata yang tidak baik, sebab itu dapat merusak pahala sedekah.
Allah SWT berfirman, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima),” (QS. Al-Baqarah: 263).
Orang yang mengiri sedekahnya dengan sesuatu yang menyakitkan hati si penerima tidak akan sampai tujuan amalnya dalam mendapat pahala akhirat. Orang yang demikian itu tidak sempurna imannya.
Berapa pun kecilnya sedekah yang diberikan dengan niat mendapat pahala dari Allah dan dengan rasa belas kasihan kepada orang yang meminta, tidaklah akan sia-sia. Bahkan, bisa berlipat pahalanya sampai tujuh ratus kali atau lebih.
Sikap orang shaleh kepada fakir miskin saja sudah seperti itu, bisa kita bayangkan bagaimana sikap kepada Allah atau kepada keluarga dan masyarakat.
Oleh sebab itu, jika Anda ingin termasuk dalam kategori orang-orang shaleh, sayangilah Allah dan Rasul-Nya. Tak lupa pada keluarga dan masyarakat juga. Serta kepada fakir miskin dengan berperilaku baik kepada mereka, juga mau berbagi sedikit harta yang dimiliki kepada mereka. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani