SIFAT rahmah atau penyayang adalah kunci akhlak mulia. Sifat rahmah adalah satu dari cerminan nama Allah Ta’ala yakni Ar-Rahmaan. Tidak semua orang dianugerahkan sifat ini. Inti dari kasih sayang adalah kebahagiaan. Membahagiakan dan dibahagiakan. Siapa yang membahagiakan pasti akan bahagia. Itulah rumus baku dari Allah Ta’ala.
Bagi seorang muslim “sayang” itu kunci bisa masuk ke surga Allah. Bukankah karena rahmat (kasih sayang) Allah saja yang bisa mengantarkan kita ke SurgaNya. Amalan kita yang dianggap segala galanya ternyata tidaklah ada apa-apanya.
Dalil
Beberapa pesan Rasulullah tentang kasih sayang,
“Sesungguhnya kasih sayang itu cabang (penghubung) kepada Allah Ta’ala. Barangsiapa yang menyambungnya, maka Allah Ta’ala akan menyambung (kasih sayang-Nya) dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Allah Ta’ala akan memutus (kasih sayang-Nya) dengannya.” (HR. Bukhari)
Hadits Muslim juga menjelaskan, bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan kaum muslimin dalam cinta dan “kasih sayang” mereka, ibarat satu tubuh, apabila satu anggotanya menderita, maka seluruh tubuh akan turut menderita baik karena tak bisa tidur maupun panas.”
Keutamaan Rahmah
1. Disayangi Allah
Hadits Bukhari, menjelaskan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’alaa menyayangi hamba-hamba-Nya yang berkasih sayang”.
2. Semua penduduk langit menyayanginya (menjadi terkenal di langit)
Hadits Tabrani dan Hakim dengan sanad sahih, juga menjelaskan bahwa Rasulullahshalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sayangilah makhluk yang ada di bumi, maka akan menyayangimu yang ada dilangit(makhluk langit akan menyayangimu).”
BACA JUGA: 6 Hal Pengundang Pertolongan Allah kala Menghadapi Badai
3. Kunci disayangi makhluk
Nabi Shallallahu alaihi wasallam juga bersabda, “Barangsiapa yang tak mau menyayangi, tidak akan disayangi.”
Kemudian beliau juga bersabda, ” Rahmat tidak akan dicabut kecuali dari orang durhaka.”
4. Tipe wanita idaman
Dari Ma’qil bin Yasaar, ia berkata, “Ada seseorang yang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Aku menyukai wanita yang terhormat dan cantik, namun sayangnya wanita itu mandul (tidak memiliki keturunan). Apakah boleh aku menikah dengannya?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak.”
Kemudian ia mendatangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kedua kalinya, masih tetap dilarang.
Sampai ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketiga kalinya, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nikahilah wanita yang penyayang yang subur punya banyak keturunan karena aku bangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat kelak.” (HR. Abu Daud no. 2050 dan An Nasai no. 3229. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits tersebut hasan)
5. Sifat Penyayang Kunci Akhlak Mulia
Rasa sayang itu ternyata hanya bisa muncul dari hati yang bersih dan dengan sayang itu maka lahirlah sifat sifat dan akhlak mulia. Memaafkan, menolong orang lain, memberi dan amalan amalan sholih lainnya. Maka orang yang penyayang adalah seutama utamanya manusia. Sedangkan keutamaan akhlak mulia bisa mengalahkan ahli ibadah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh seorang sahabat,”Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fulanah rajin shalat malam, rajin pula shaum pada siang hari dan gemar bersedekah, tapi dia menyakiti tetangganya dengan lisannya! Maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab.
BACA JUGA: 8 Perjalanan Setelah Kematian
“Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka”. Lalu sahabat itu bertanya lagi,”Fulanah (wanita) yang lain rajin shalat fardlu, gemar bersedekah dengan sepotong keju dan tidak pernah menyakiti seorang pun?. Maka Beliau menjawab,”Dia termasuk penduduk surga.(HR. Bukhari)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Seorang perempuan disiksa gara-gara seekor kucing. Dia mengurung kucing itu sampai mati. Karena itulah dia masuk neraka. Perempuan itu tidak memberi makan dan minum kepadanya -tatkala dia kurung-. Dan dia pun tidak melepaskannya supaya bisa memakan serangga atau binatang tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Seperti empati, tak mudah bagi seseorang bisa berempati. Bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Tak jarang seseorang hanya bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain ketika ia juga pernah mengalami hal yang sama. Tapi bagaimana bila tidak pernah merasakan hal yang sama, mudahkah untuk berempati? Itulah keutamaan yang diberikan Allah hanya kepada yang dikehendakiNya.
Sudahkah kita termasuk orang yang dianugerahkan sifat penyayang?
Wallahu a’lam bi showab. []