SEBAGIAN suami mungkin akan berkata “Aku bukan Nabi, sehingga tidak mungkin bisa melakukan hal itu”. Namun faktanya, apa yang dilakukan Rasulullah bukanlah perkara sulit. Bahkan tergolong mudah, murah, namun membuat rasa cinta istri semakin bertambah. Seperti apa romansanya?
1. Memanggil dengan Sebutan Mesra
Nabi Muhammad begitu mesra memanggil istri-istrinya dengan panggilan sayang. Teruntuk Aisyah, Rasulullah ﷺ memanggilnya dengan sebutan humaira (yang pipinya kemerah-merahan), Rasul juga sering memanggilnya “Wahai Aisy” untuk menunjukan kemanjaan dan kesayangan.
Istri mana yang tidak bahagia jika suaminya lemah lembut memanggilnya dengan panggilan sayang?
Dipastikan tindakan ini akan semakin menumbuhkan rasa cinta istri kepada suaminya. Nah para suami, ayo sekreatif mungkin untuk membuat nama panggilan untuk istri tercinta. Namun pastinya yang bermakna baik agar istri semakin sayang.
2. Lomba Lari dengan Istri
Saat itu, Rasul dan Aisyah yang masih gadis dan ramping tengah dalam perjalanan pulang dalam sebuah lawatan. Tiba-tiba, Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan rombongannya untuk berjalan lebih dulu. Setelah rombongan itu meninggalkan keduanya, Rasulullah kemudian mengajak Aisyah untuk lomba lari.
“Kemarilah! sekarang kita berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau ﷺ hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau ﷺ memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata, “Inilah penebus kekalahan yang lalu!” (HR. Ahmad).
Ah, Rasulullah. Teladan mu sungguh membuat iri setiap wanita yang mendengar kisah ini. Semisal saat ini ada suami yang berjaya, menjadi pemimpin besar dalam sebuah perusahaan, mustahil sekali bisa melakukan aktivitas ini.
3. Memanjakan Istrinya
Dari Anas, dia berkata, “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi ﷺ menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut,” (HR. Bukhari).
Nabi ﷺ biasa memijit-menjepit hidung ‘Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, Wahai ‘Aisya, bacalah do’a, “Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan,” (HR. Ibnu Sunni).
4. Mandi Bersama
Rasulullah ﷺ merupakan pemimpin besar yang bisa saja luput akan romansa cinta. Namun pada kenyataannya, istrinya selalu menjadi harta terindah yang meski dengan kejayaan lain yang dimiliki. Salah satu aktivitas Rasul yang mungkin jarang terjadi saat ini adalah mandi bersama. Dalam sebuah riwayat, mandi bersama dengan Siti ‘Aisyah dalam satu kamar mandi dengan bak yang sama.
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah ﷺ dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air,” (HR. Mutafaqun ‘alaih).
5. Mencari Kalung Aisyah yang Hilang
Pada suatu ketika Aisyah ikut dengan Rasulullah dan kaum mukmin melakukan perjalanan. Namun di tengah perjanalan Aisyah menyadari jika kalungnya hilang. Ternyata Nabi begitu memahami kekhawatiran istrinya. Rasulullah ﷺ dan rombongan bahkan rela bersusah payah mencari-cari kalung tersebut. Mereka harus tertahan di Dzatul Jaisy, untuk mencari kalung Aisyah.
Bayangkan begitu pengetiannya Rasulullah yang tidak ingin melihat istrinya sedih karena kehilangan kalung. Tindakan Rasulullah ini bahkan sempat membuat marah rombongannya. Mereka kesal karena hanya kalung perjalanan mereka harus terhenti. Namun bagi Nabi, menemukan kalung tersebut memiliki arti yang begitu penting. Yakni, tidak ingin melihat istrinya bersedih. []
Sumber: infoyunik.com