SUATU ketika, Al-Nu’man bin Basyir, seorang sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam diberi ayahnya sebagian dari hartanya, sementara beberapa saudara kandungnya tidak menerima pemberian yang sama.
Melihat hal itu, ibunda Al-Nu’man, ‘Amrah binti Rawahah, tidak sepakat dengan tindakan suaminya tersebut. Untuk itu, ia meminta sang suami menemui Rasulullah SAW, untuk menanyakan masalah itu kepada beliau.
BACA JUGA: Khalifah Umar Mencari Keadilan
Untuk memenuhi permintaan sang istri, akhirnya Basyir pergi menemui Rasulullah dengan mengajak putranya, Al-Nu’man. Selepas mengucapkan salam dan berbagi sapa dengan beliau, Basyir pun mengemukakan kepada beliau masalah yang sedang dihadapinya dan kemudian berkata kepada beliau, “Wahai Rasul! Saksikanlah bahwa saya telah memberikan sebagian harta saya sekian dan sekian kepada putraku AI-Nu’man ini!”
“Basyir! Sebelum aku memberikan persaksian, ada sebuah pertanyaan yang ingin kutanyakan kepadamu dulu, apakah setiap anakmu diberi harta yang sama seperti yang engkau berikan kepada AI-Nu’man?” tanya Rasulullah SAW.
“Tidak, wahai Rasul!” jawab Basyir.
“Jika demikian, carilah orang selain aku sebagai saksi!” kata Rasulullah SAW menolak permintaan tamunya itu, namun Rasulullah kembali bertanya, “Basyir! Apakah engkau senang bila semua anakmu berbuat kebajikan kepadamu?”
“Tentu, wahai Rasul!” jawab Basyir agak malu dan bingung.
BACA JUGA:Â Kala Nabi Musa Penasaran dengan Bentuk Keadilan dari TuhanNya
“Kalau begitu,” ucap Rasulullah seraya menatap tajam wajah Basyir, “janganlah engkau memberi hanya sebagian di antara mereka saja. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu!”
Setelah mendapat pengarahan demikian dari Rasulullah SAW, Basyir pun pulang ke rumahnya dan menarik kembali pemberian harta tersebut dari Al-Nu’man.[]
Sumber: Mutiara Akhlak Rasulullah SAW/ Penulis: Ahmad Rofi’ Usmani/ Penerbit: Mizan/ Maret, 2006