Oleh Agus Yulianto
Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Tengah
PANGGUNG hiburan saat ini sedang dikejutkan dengan pengakuan dari para artis yang memutuskan untuk hijrah. Fenomena ini marak terjadi di tahun 2018. Setelah pada tahun sebelumnya ada Teuku Wisnu, Irwansyah, Sunu eks Matta Band, Alysaa Soebandono, Dewi Sandra hingga Sivia Blink.
Di Tahun 2018 ini muncullah deretan nama yang sangat mengejutkan khalayak umum, yakni Pertama, Fenita Arie presenter kondang sekaligus istri dari Arie Untung ini mengejutkan dari penampilan awal Januari 2018 tiba-tiba berubah memakai pakaian yang tertutup lengkap dengan hijab yang anggun. Hijrah Fenita Arie ini ternyata tidak main-main. Dia membuktikan berhijrahnya dengan hengkang dari acara infotainment yang sudah membesarkan namanya.
BACA JUGA: Kalau Hijrah, Ya Harus Mau Diuji!
Kedua, Kartika Putri yang dikenal sebagai artis yang cantik dan seksi sekaligus terkenal dengan bahasa ngapaknya. Kabar hijrahnya artis ini tidak kalah menggemparkan. Pengalaman spiritual membuat dirinya memutuskan untuk berhijrah. Ketiga Tantri Kotak salah satu personil band Kotak bergenre rock. Sejak awal Maret 2018 sepulang dari ibadah Umrah, penampilan Tantri memang berubah drastis. Ia yang biasanya bergaya tomboy tiba-tiba berubah menjadi si rock and roll ala Muslimah. Masih banyak lagi tentunya artis yang memutuskan dirinya untuk hijrah.
Proses hijrah yang dialami para artis tidaklah mudah, pasti mengalami pergolakan batin. Bagaimana tidak? Mereka harus meninggalkan pekerjaan yang bisa dikatakan secara nominal penghasilannya tidaklah sedikit hingga yang paling ekstrem yaitu meninggalkan hiruk pikuk dunia hiburan. Banyak sekali ujian yang harus mereka hadapi ketika pertama kali memutuskan untuk berhijrah.
Memahami Makna Hijrah
Tentu saja Hijrah dalam hal ini bukan berpindah tempat atau memutuskan hubungan kalau dilihat artinya secara harfiah. Akan tetapi, fenomena hijrah dikalangan artis ini memiliki makna memutuskan atau meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju apa yang dicintai-Nya.
Pengertian ini merujuk pada HR Bukhari dan Muslim yang berbunyi: “Seorang Muslim ialah orang yang selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan, seorang muhajir atau orang yang berhijrah adalah ia yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”
Hijrah merupakan sebuah prinsip hidup yang harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa, hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu ada sesuatu yang ditinggalkan dan ada sesuatu yang menjadi tujuan (Aldilla Dharma, 2017:153).
Kedua syarat tersebut harus dipenuhi oleh seseorang yang berhijrah. Meninggalkan hal yang buruk, negatif, maksiat, untuk menegakkan agama Islam sehingga mampu mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Hijrah memang berat, karena disamping harus memiliki kesabaran, juga dituntut memiliki komitmen dan keyakinan agar tidak mudah terbujuk rayuan dan godaan dari kenikmatan dunia sesaat ini. Ketika memutuskan untuk hijrah kita juga tidak boleh lentur, putus asa saat menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah swt. Ketika kita dapat melawan hawa nafsu ini, insyaallah orang yang melakukan hijrah karena Allah akan mendapatkan sebuah balasan berupa ganjaran yang berlimpah dan tempat serta derajat yang tinggi di sisi Allah swt.
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati dimuka bumi tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak…” (QS.An-Nisa:100)
Harus Berani Berhijrah
Ketika para artis memutuskan berhijrah tentu saja mereka harus melawan arus yang ada dan merasa sangat sulit. Teman,keluarga, rekan kerja mungkin akan menentang perubahan yang ada dalam diri mereka. Dari ucapan yang dikata sok suci, sok alim, sok bau surga, seperti itulah hal-hal yang harus siap untuk dihadapi. Seolah dunia menolaknya untuk berubah menjadi lebih baik karena masa lalunya. Untuk berhijrah memang dibutuhkan keberanian yang besar.
BACA JUGA: Hijrah Perbaikan Diri
Pada periode Mekah, sebelum berhijrah secara fisik Nabi Muhammad saw berhijrah secara ma’nawiyah terlebih dahulu. Beliau berhijrah secara perilaku dan pemikiran sehingga banyak ditentang oleh kaum musyrikin. Namun, walau dimusuhi Nabi SAW beserta para sahabat memilih untuk bertahan dengan apa yang diyakininya. Bahkan tidak sedikit yang terluka ketika ada sahabat yang memutuskan dirinya untuk memeluk Islam.
Tidak dapat dipungkiri, saat kita memutuskan untuk berubah menjadi lebih baik akan ada banyak tanggapan yang diberikan oleh semesta. Entah negatif maupun positif. Itu adalah konsekuensi yang harus siap kita terima. Inilah hidup yang selalu berputar, ada hitam dan putih.
“Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.” (HR. Bukhari-Muslim)
Jangan pernah takut untuk berhijrah. Ada sebuah konsekuensi dari setiap pilihan hidup. Keberanian berhijrah akan mendatangkan keuntungan dalam hidup ini yakni keberanian untuk kehilangan dan keberanian untuk menemukan yang lebih baik. []
*Agus Yulianto. Suka menulis cerpen, cernak, puisi dan esai. Tulisan-tulisanya terhimpun dalam sebuah antologi. Buku antologi puisi terbarunya perjamuan kopi di kamar kata (2018), Prosa Pendek Pengkhianatan (2018), kumpulan esai Pendidikan Abad 21 Program Pascasarjana UPI (2018), Buku terbarunya kumpulan esai Gagasan Guru Konyol Gado-gado Pendidikan, Oleh Natural Media (2018), Cerita Pendek, Cerita Anak, Puisi, dan beberapa esainya pernah dimuat di koran Harian Umum Solopos, Harian Umum Joglosemar, Majalah On Line Simalaba, Nusantara News, Flores Sastra, Majalah Hadila, dan lain sebagainya.