FITNAH adalah salah satu penyakit lisan yang sering terdengar di telinga kita. Arti fitnah secara sempit adalah memberikan tuduhan palsu dan tidak berdasar yang akhirnya membuat malu orang yang terkena fitnah.
Dalam terminologi syar’i, fitnah disebut dengan An Namimah.Yaitu menyebarkan-nyebarkan berita di antara manusia untuk memburuk-burukan seseorang dan menanamkan permusuhan, kebencian dan kedengkian.
Allah SWT berfirman:
“Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghamburkan fitnah” (Q.S Al Qalam: 11)
BACA JUGA: Anak Bisa Menjadi Fitnah Dunia
Asbab Nuzul Ayat
Ayat diatas merupakan petikan sifat orang yang memusuhi da’wah Rasulullah SAW dan para sahabatnya, yang dilarang oleh Allah swt untuk diikuti.
Lebih lengkapnya, Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak” (Q.S Qalam: 10-14 ).
Para mufassir berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dalam ayat tersebut. Ada yang berpendapat, bahwa orang tersebut adalah Al Akhnas bin Syariq Ats Tsaqafi, rekan Bani Zahrah.
Pendapat lain mengatakan,ayat diatas turun untuk Al Aswad bin Abd Yaghuts Az Zuhri. Tapi yang mashyur, bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah Al Walid bin Al Mughirah (Lihat:tafsir Ibnu Jarir XII/184 dan 186, Tafsir Ibnu Katsir V/124-125 dan Tafsir Al Munir XXIX/50-51 ).
Tidak terlalu penting bagi kita persisnya siapa yang dimaksud ayat diatas.Yang penting, bahwa mereka bertiga, dan terutama Al Wahid bin Al Mughirah, adalah orang-orang yang berada di garda terdepan dalam menyebar fitnah.
Mereka memiliki track record terburuk dalam mebuat makar terhadap Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman. Mereka selalu menghadang arus da’wah dan menghalangi semua program dan aktivitas di jalan Allah.
Dan mengingat relevansi Al-Quran untuk semua zaman dan makan (tempat), maka ancaman bagi mereka tentu juga berlaku siapa saja yang memusuhi dan memerangi da’wah dan aktivis da’wah dimana saja dan kapan saja.
BACA JUGA: Memfitnah Sesama Muslim, Ini Balasannya
Ancaman bagi Penyebar Fitnah
Sesungguhnya fitnah adalah perbuatan yang sangat kejam. Wal fitnatu asyaddu mina’l qatl, dan fitnah itu lebih kejam dan lebih besar bahayanya dari pembunuhan. Demikian penegasan Allah SWT dalam QS Al Baqarah (2) ayat 191.
Sebab, pengaruh fitnah sangat besar dan dampaknya sangat luas. Jika gelombang tsunami memporakporandakan satu wilayah provinsi.
Maka, fitnah dapat membuat gempar seluruh pelosok negeri. Bahkan dunia pun bisa digoyang dengan fitnah, jika melihat kecanggihan teknologi saat ini.
Fitnah adalah salah satu penyakit lisan yang sering terdengar di telinga kita. Arti fitnah secara sempit adalah memberikan tuduhan palsu dan tidak berdasar yang akhirnya membuat malu orang yang terkena fitnah.
Dalam terminologi syar’i, fitnah disebut dengan An Namimah.Yaitu menyebarkan-nyebarkan berita di antara manusia untuk memburuk-burukan seseorang dan menanamkan permusuhan, kebencian dan kedengkian.
Penyebar fitnah sangat pantas diancam dengan berbagai macam ancaman, di antaranya:
1. Diberi gelar ‘Manusia Terburuk’
Karena sering memburuk-burukan orang lain, maka penyebar fitnah diberi gelar oleh Rasulullah saw dengan seburuk-buruk manusia. Beliau bersabda, “Inginkah kalian aku beritahukan mansia terburuk diantara kalian?”
Para sahabat menjawab: Ya, Beliau SAW bersabda, “Yaitu orang-orang yang ke sana ke mari menyebar fitnah, yang memecah belah di antara orang yang saling mencintai dan meniupkan aib kepada orang-orang yang tidak berdosa/bersalah”. (HR Ahmad).
2. Disiksa di alam kubur
Suatu ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda “Sesungguhnya keduanya saat ini sedang disiksa, dan keduanya tidak disiksa karena melakukan dosa besar. Adapun salah seorang dari keduanya, dulunya berjalan (kesana kemari) menghambur fitnah. Sedangkan yang satunya tidak bersih selesai kencing.” (HR. Bukhari dan muslim).
Bagi kebanyakan orang, kedua perbuatan tersebut dianggap sepele. Tapi, ternyata dapat membuat pelakunya sengsara di alam kubur.
3. Tidak akan masuk surga
Sungguh merana dan sengsara sekali orang yang suka menyebar fitnah, gosip dan isu. Sebab, ia diharamkan menikmati berbagai macam kenikmatan abadi di surga. Nabi SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga Nammaam (orang yang suka menyebar fitnah)” (HR Bukhari dan Muslim).
BACA JUGA: Ketika Rasulullah Melihat Berbagai Macam Fitnah Terjadi di Sela Rumah-rumah
Keluarga Penyebar Fitnah
Ayat di atas, sesungguhnya juga memberikan pemahaman kepada kita agar mewaspadai, jangan sampai ada keluarga kita yang hobinya menyebar fitnah. Sebab, Al-Qur’an telah menyampaikan kepada kita prototipe keluarga penyebar fitnah, seperti yang terjadi pada istrinya nabi Nuh dan Nabi Luth As.
Juga secara spesifik disebut oleh Al-Qur’an yaitu istri Abu Lahab. Kesemuanya dibalas oleh Allah dengan neraka. Sebagaimana Firman Allah SWT, “Dan (begitu pula) Istrinya, pembawa kayu bakar” (QS. Al-Lahab: 4)
Dalam bahasa Arab “pembawa kayu bakar” adalah mazaj (kiasan) bagi penyebar fitnah. Istri Abu Lahab dijuluki seperti itu, karena ia selalu menyebar fitnah kesana-kemari untuk menjelek-jelekan Rasulullah dan kaum muslimin.
Karenanya, mari kita bina dan kondisikan keluarga kita menjadi orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat Allah dan selalu membersihkan hati sehingga terhindar dari sifat-sifat tercela seperti fitnah. []
Sumber: Ummi/Penulis: Ahmad Kusyairil Suhail, MA