BAGI sebagian orang, puasa hanya identik dengan Ramadan. Padahal dalam ajaran Islam, puasa memiliki spektrum yang lebih luas. Ada puasa wajib, ada pula puasa sunnah—ibadah yang sering kali terlihat “kecil” di dunia, namun ternyata bernilai sangat besar di sisi Allah.
Ibadah yang Ringan Tapi Bernilai Tinggi
Puasa sunnah adalah amalan yang tidak diwajibkan, tapi sangat dianjurkan. Ia tidak memerlukan biaya, tidak mengganggu aktivitas, dan bisa dilakukan siapa saja. Namun justru karena ringan inilah, banyak orang menyepelekannya. Padahal Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh tujuh puluh musim perjalanan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA: Adakah Hadis Shahih Mengenai Puasa Sunnah di Bulan Rajab?
Satu hari saja—bukan sebulan, bukan setahun—cukup untuk mendapatkan jaminan keselamatan dari neraka. Inilah yang dimaksud dengan kecil di dunia, tapi besar di akhirat.
Rasulullah dan Puasa Sunnah
Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling sibuk di muka bumi: seorang rasul, kepala negara, panglima perang, sekaligus pendidik umat. Tapi beliau tetap meluangkan waktu untuk puasa sunnah. Bahkan Aisyah RA pernah berkata:
“Rasulullah biasa berpuasa hingga kami berkata: beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka hingga kami berkata: beliau tidak berpuasa.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Namun dari sekian banyak puasa sunnah, ada beberapa yang sangat ditekankan oleh Nabi SAW. Apa saja?
1. Puasa Senin dan Kamis
Rasulullah SAW bersabda:
“Amal-amal diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis. Maka aku suka ketika amalanku diperlihatkan, aku sedang dalam keadaan berpuasa.”
(HR. Tirmidzi, hasan)
Bukan hanya untuk meneladani Nabi, puasa Senin dan Kamis juga jadi momen pembersih hati dan pengendali hawa nafsu di tengah rutinitas dunia.
2. Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 tiap bulan Hijriyah)
Dalam hadis dari Abu Dzar, Nabi SAW bersabda:
“Wahai Abu Dzar, jika engkau ingin berpuasa dalam sebulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15.”
(HR. Tirmidzi)
Puasa ini ringan, hanya tiga hari dalam sebulan. Tapi pahalanya? Disebut dalam beberapa riwayat, seperti berpuasa sepanjang tahun.
3. Puasa Hari Arafah (9 Dzulhijjah)
Bagi yang tidak berhaji, puasa ini menjadi ladang pahala yang luar biasa. Nabi SAW bersabda:
“Puasa Arafah aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.”
(HR. Muslim)
Satu hari, dua tahun ampunan. Subhanallah.
4. Puasa Asyura (10 Muharram)
“Puasa Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)
Rasulullah juga menganjurkan untuk menambahkan puasa di tanggal 9 Muharram (Tasu’a) agar berbeda dengan puasa kaum Yahudi.
Pahala Tak Terbatas
Puasa adalah ibadah yang sangat istimewa. Bahkan Allah sendiri yang langsung menyatakan balasannya:
“Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ulama menafsirkan bahwa karena puasa adalah ibadah yang sangat tersembunyi, tanpa riya, tanpa sorotan manusia, maka Allah memberinya balasan yang tak terukur.
Puasa Sunnah = Latihan Ikhlas
Puasa mengajarkan pengendalian diri, menahan nafsu, dan menjauh dari dosa. Tapi yang paling penting, puasa adalah latihan keikhlasan. Tidak ada yang tahu jika kita berpuasa, kecuali kita dan Allah. Inilah bentuk ibadah yang murni, tanpa pamrih, tanpa pencitraan.
Di tengah zaman yang penuh sorotan ini—dunia media sosial, pujian dan validasi publik—puasa sunnah adalah benteng dari penyakit riya. Ia menuntun hati untuk hanya mengharap rida-Nya.
BACA JUGA: Hukum Berpuasa Sunnah Seminggu sebelum Ramadhan
Jangan Remehkan Amalan Kecil
Banyak orang ingin amalan besar: umrah, haji, membangun masjid. Tapi tak semua punya kemampuan. Maka Allah memberi jalan: amalan kecil yang berdampak besar. Puasa sunnah adalah salah satunya.
Ringan, tak terlihat, bahkan tak dianggap orang. Tapi siapa tahu, di akhirat nanti, justru puasa Senin-Kamis itulah yang menyelamatkan kita. Puasa tiga hari tiap bulan itulah yang menambah berat timbangan amal kita.
“Kecil di dunia, tapi besar di akhirat.”
Begitulah sejatinya puasa sunnah: hadiah dari Allah bagi hamba-hamba yang ingin mendekat tanpa harus menunggu kaya atau terkenal.
Mari kita jaga semangat berpuasa sunnah, sebagai jalan untuk menahan hawa nafsu, melatih keikhlasan, dan meraih cinta Ilahi. []