PERNIKAHAN dianggap hari paling ‘sakral’ dalam hidup seseorang. Karenanya tak heran jika banyak orang rela mengeluarkan dana puluhan, ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk menggelar resepsi pernikahan.
Namun muncul anggapan bahwa besarnya resepsi pernikahan akan mempersingkat usia pernikahannya, benarkah demikian?
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai kesederhanaan dan melarang setiap tindakan mubadzir. Pun demikian saat hari pernikahan. Rasulullah SAW menganjurkan untuk menggelar resepsi pernikahan dengan tujuan syi’ar tentang keutamaan pernikahan. Namun bukan berarti harus menggelar acara pernikahan yang mewah. Rasulullah SAW bersabda:
“Adakan resepsi walau hanya dengan seekor kambing,” (HR. Bukhari).
Biaya pernikahan yang dianggap mahal pula yang membuat para pemuda mengurungkan niatnya untuk menikah.
Mengenai hal ini, Andrew Francis-Tan, Profesor Universitas Emory di Atlanta AS mengadakan penelitian mengenai kaitan antara pengeluaran pernikahan dengan lamanya suatu pernikahan.
“Bagi pernikahan yang berbahagia, mengeluarkan sumber daya berlebihan untuk hari pernikahan tidak terlalu perlu,” ungkap Francis-Tan, seperti dikutip BBC.
Para peneliti melakukan survei terhadap 3.000 pasangan dan menemukan bahwa pasangan yang mengeluarkan lebih banyak uang di hari pernikahan, secara umum usia pernikahannya lebih singkat.
Di AS, sebuah survei terhadap 1.000 perempuan yang telah bertunganan menemukan bahwa 32 persen pasangan, berhutang dengan kartu kredit mereka sesudah hari pernikahan, menurut situs web pernikahan TheKnot.
Sedang di Asia, khususnya di Malaysia dan India, lazim bagi keluarga untuk berutang sesudah menjamu pesta pernikahan. Tentunya hal ini akan memberatkan keluarga dan pasangan yang baru menikah.
“Waspadalah, pasangan yang menikah harus mengurangi pengeluaran pernikahan mereka hingga mencapai tingkat yang bisa mereka kelola,” ungkap Francis-Tan.
Jadi, bagi pemuda yang sudah siap, jangan takut menikah dengan biaya semampunya. Berani? []