MANUSIA seringkali salah dan lupa. Karena itu perlu usaha dan amal untuk menghindari kedua hal itu. Khusus untuk lupa, ternyata ada ‘penawarnya’ namun kita seringkali tidak menyadarinya. Penawar lupa tidak lain yakni menulis. Ya, menulis.
Daya ingat manusia lemah dan terbatas, karenanya kita dianjurkan agar mencatat ilmu. Dengan mencatat ilmu, terutama ketika di majelis, maka kita berusaha merangkum apa yang didengar dan mencatatnya. Ini membuat lebih fokus ketika mengikuti majelis ilmu dan membuat ingatan lebih kokoh dan yang lebih penting sikap ini menunjukkan perhatian kita terhadap ilmu serta memulia ilmu agama yang berkah ini.
BACA JUGA: Imam Bukhari Salat 2 Rakaat ketika Menulis Satu Hadits
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Ikatlah ilmu dengan menulisnya,” (Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026).
Bahkan beliau memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah Abdullah bin ‘Amru. Beliau bersabda kepadanya, “Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran,” (HR. Ahmad 2/164 & 192, Al-Haakim 1/105-106, shahih).
Tafsir surat Al-Alaq yaitu agar kita mencatat ilmu agar tidak mudah lupa, yaitu membaca dari tulisan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Kita katakan, iya. Lupa ada obatnya –dengan karunia dari Allah- yaitu menulisnya. Karenanya Allah memberi karunia kepada hamba-Nya dengan surat Al-Alaq. Yaitu “iqra’” kemudian “mengajarkan dengan perantara pena.”
Allah Tabaraka Ta’ala menjelaskan kepada kita bagaimana mengobati penyakit ini yaitu penyakit lupa dan kita obati dengan menulis. Dan sekarang menulis lebih mudah dibanding dahulu karena mudah didapatkan dan segala puji bagi Allah, sekarang bisa direkam.” (Mutshalah Hadits syaikh Al-Utsaimin).
BACA JUGA: Tiga Nikmat yang Sering Dilupakan
Di zaman sekarang di mana sarana tulis-menulis dan kemudahan copy-paste serta sarana sosial media internet, maka mencatat dan menyalin cukup mudah. karenanya ada ungkapan “Ikatlah ilmu dengan mengamalkannya.”
Ilmu lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab telah banyak dilupakan. Apalagi di zaman ini kita sangat butuh terhadap amal, contoh akhlak mulia bagi masyarakat. []
SUMBER: MUSLIM.OR.ID