“SOK, mau adik tonjok?” seru adik.
“Adik, aa tidak nyaman,” tukas aa.
Rupanya adik terus menyerang Aa. Tak lama aa pergi menjauh, adik mengejarnya.
Tiba-tiba nenek berkata, “Aa, kenapa kalah sama adik? Lawan aja. Gimana kalau di sekolah ada anak nakal. Nanti Aa diem aja?”
Saya menghampiri mereka, kemudian bertanya, “Apakah ada masalah di sini?”
“Tadi kan adik mau pinjam gangsing merah, kata Aa nanti dulu Aa lagi pake, terus adiknya marah,” jawab Aa.
“Bagaimana adik, apakah seperti itu ceritanya?” tanya saya kemudian.
“iya, Aa nya pelit,” kata Adik.
“Adik, kalau kita mau minjam mainan, kita tunggu pemiliknya memberi izin. Kalau sudah diizinkan baru kita mainkan. Adik bisa gunakan mulut untuk bicara. Alhamdulillah, Aa sudah tahu. Kalau ada yang menyerang Aa bicara, kalau masih begitu abaikan, jika masih begitu juga ya tinggalkan. Aanya pergi. Karena yang tidak kita suka sikapnya orangnya tetap kita sayang. Sekarang bagaimana ya,apa yang harus dilakukan?” tanya saya.
”Minta maaf,” jawab adik.
Anak-anak pasti mendapat masalah baik ketika di rumah maupun di sekolah. Saat mereka mendapat masalah orang dewasa segera menyelesaikan. Hal seperti ini tidak aman bagi mereka. Orang dewasa hendaknya menjadi fasilitator, bukan eksekutor. Biarkan anak-anak yang menyelesaikan masalahnya. Kita memberinya pijakan saja.
Dalam sebuah konferensi, Mrs Pamela Phelp PHD menjelaskan bahwa selama 40 tahun penelitiannya pada anak-anak, beliau belum menemukan cara lain. Ketika ada yang melakukan serangan fisik maka solusinya adalah tinggalkan. Pergi menjauh dari orang itu, bukan melakukan serangan balik.
Betapa indahnya jika kita mewariskan kedamaian pada anak-anak kita. Tak terbayang jika semua kita menyelesaikan masalah dengan menggunakan serangan fisik. Ketentraman tentu akan terusik. Perdamaian tidak akan ditemukan. Islam itu indah. Islam itu Rahmatan lila’lamin.
Maka, mari kita jadikan anak-anak kita generasi yang menyenangkan bagi sesama manusia maupun bagi semua ciptaan Allah yang ada di dunia ini. Memberikan pengetahuan yang benar tentang bagaimana menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah baru adalah tugas orangtua maupun para guru. Mendidik generasi penerus yang kuat aqidahnya juga mulia akhlaknya adalah tugas kita semua. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada kita para orangtua maupun para guru agar tetap istiqomah di jalan yang lurus. []