SHALAT adalah kewajiban. Ya, kita tentu mengetahui hal ini. Tapi, tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang yang tidak melaksanakannya atau lalai dalam mengerjakannya. Hal ini membuktikan bahwa ucapan kita mengenai rasa cinta pada Rasulullah ﷺ itu tidaklah benar. Mengapa? Sebab, seseorang yang mencintai orang lain, ia akan berusaha melakukan apapun yang diperintahkan orang yang dicintainya, selagi itu berupa kebaikan.
Jika kita tidak ingin dikatakan sebagai pendusta, yang menyatakan cinta tapi tak membuktikan, maka buktikanlah rasa cinta pada Rasulullah itu. Dengarlah apa yang diperintahkan oleh Rasulullah. Resapi setiap nasihatnya dan berusahalah untuk menjalankannya. Salah satunya nasihat tentang shalat.
Ya, seperti dilansir dalam muslim.or.id bahwa Nabi ﷺ menasihatkan kepada orang yang melakukan shalat untuk merasa bahwa shalatnya adalah shalat terakhir baginya. Karena sudah lumrah bahwa perpisahan akan membuat seseorang maksimal dalam berucap dan bertindak, totalitas yang tidak didapati pada keadaan lainnya.
Seperti yang lumrah terjadi di saat berpergian, seorang yang pergi dari suatu daerah dengan rencana kembali ke daerah tersebut, berbeda dengan orang yang pergi tanpa ada rencana ingin kembali. Seorang yang berpisah, akan melakukan totalitas (meninggalkan jejak baik) yang tidak dilakukan oleh yang lainnya.
Bila seorang shalat dengan perasaan seakan shalat itu adalah shalat yang terakhir baginya; ia tidak akan bisa shalat lagi setelah ini, tentu ia akan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan shalat itu. Dia perindah penunaiannya, proposional dalam ruku’, sujud, menunaikan kewajiban-kwajiban serta sunah – sunah shalat dengan sebaik mungkin.
Maka selayaknya seorang mukmin mengingat pesan ini di setiap shalatnya. Lakukanlah shalat seakan shalat itu adalah shalat perpisahan. Hadirkan perasaan bahwa itu adalah shalat yang terakhir. Apabila ia merasakan itu maka akan membawanya menunaikan shalat dengan sebaik mungkin.
Dan siapa yang shalatnya baik, maka ibadah shalatnya akan menghantarkan pada kebaikan-kebaikan dan menghalangi dari segala keburukan dan kerendahan. Ia akan merasakan manisnya iman. Shalat menjadi penyejuk pandangan dan penyebab kebahagiaan untuknya. []