DALAM sejarah Islam, kita mengenal empat imam mazhab. Ingin tahu siapa saja mereka?
Inilah biografi imam mazhab fiqih yang paling populer dalam sejarah Islam tersebut:
1 Biografi imam mazhab: Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah bernama lengkap Abu Hanifah Nu’man ibn Tsabit at-Taimi. Dia lahir di Kufah pada tahun 80H /699M dan wafat pada tahun 150H/767M.
Pada zamannya, dia dikenal sebagai seorang ulama yang luas ilmu pengetahuannya terutama dibidang fiqih. Dia hidup dalam dua periode kekhalifahan, yaitu masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Namun, dia sama sekali tidak turut aktif dalam gerakan politik.
Gubernur Irak Yazid Ibnu Hubairah, zaman khlaifah Marwan ibn Muhammad dari Dinasty Umayyah akan mengangkat Ibnu Hanifah menjadi hakim, tetapi dia menolak dengan tegas, sebab itu dia disiksa. Hal yang sama pun terjadi, ketika Kerajaan Abbasyiah telah berdiri. Khalifah Al-Mansur memanggil dia ke Bagdad dan kemudian akan diangkat menjadi hakim kerajaan, dia pun menolak dan akhirnya dia harus menerima hukuman dan disiksa.
Abu Hanifah telah mengabdikan hidupnya dalam study hukum islam dan memberikan pengajaran kepada para muridnya. Dia meninggalkan sebuah buku yang dinamai “Al-Fiqhi Al-Akbar”. Lewat karyanya, Abu Hanifah menjadi orang yang pertama yang mencoba mengkodifisir hukum Islam dengan memakai qiyas, ihtihsan dan tradisi masyarakat (urf). Dia telah dianggap sebagai pembangun suatu mazhab, dimana mempunyai pengikut-pengikut yang tersebar di dunia, utamanya di Turki, Afganistan, Transyordania, Indo Cina, Cina, dan Soviet Rusia.
BACA JUGA: Fakta Imam Abu Hanifah; Menuntut Ilmu kepada 4.000 Guru
2 Biografi imam mazhab: Imam Malik Ibn Anas
Imam Malik Ibn Anas lahir pada tahun 95H/713M dan Wafat pada tahun 179H/789M, berdian dan hidup di Madinah. Dia menuntut ilmu di kota itu, kemudian menjadi ulama besar yang berpengaruh luas.
Imam Malik memiliki dua keistimewaan yang melebihi para ulama pada zamannya, yaitu menguasai ilmu hadis dan memangku jabatan sebagai mufti. Karyanya yang paling dikenal adalah kitab “Al-muwaththa,” yaitu kumpulan hadits-hadits.
Sebagai ahli hadis, Imam Malik menduduki tempat yang penting dalam mengajarkan hadis. Di samping itu dia memberi fatwa dan mengajarkan hukum-hukum berdasarkan ijtihadnya sendiri.
Banyak murid dan ulama-ulama yang datang belajar kepadanya, termasuk Imam Syafi’i. Dalam menetapkan hukum, Imam Malik menggunakan qiyas walaupun dalam arti yang lebih sempit dari pada Abu Hanifah. Sebagaimana Abu Hanifah, dia juga telah membentuk mazhab fiqih. Pengikut-pengikutnya sudah barang tentu paling banyak dikotanya sendiri di Madinah dan sekarang ini pengikut-pengikutnya tersebar di Maroko, Al-jazair, Tunis, Sudan, Kuwait dan Bahrain.
BACA JUGA: Hadiah untuk Imam Syafii dari Gurunya, Imam Malik
3 Biografi imam mazhab: Imam Asy Syafi’i
Imam Asy Syafi’i atau Muhammad ibn Idris Asy Syafi’i, dilahirkan di Gaza pada Tahun 150H/757M, dan meninggal di Kairo pada tahun 204 H/ 820 M. Dia punya silsilah kefamilian degan Nabi, dari keturunan Mutthalib ibn Abdil Manaf, dilahirkan sebagai seorang yatim. Sejak kecil Imam Syafi’i dia tumbuh dalam menuntut ilmu di Mekah, bersama dengan ibunya, dia hidup dalam keadaan yang miskin.
Sejak usia yang masih sangat muda, dia telah menghafal Al-qur’an 30 juz, terkenal sebagai seorang yang jenius, memiliki kecerdasan yang luar biasa. Pernah pula dia belajar tentang hadits pada Imam Malik di Madinah. Imam Syafi’i mampu menghafal seluruh isi kitab Al Muwatha hanya dalam tempo 9 malam.
Terhadap semua pengetahuan yang berhubungan dengan quran, sunnah, ucapan-ucapan para sahabat, sejarah serta pendapat-pendapat yang berlawanan dari pada ahli dan sebagainya, dipadukannya dengan sempurna bersama pengetahuannya yang mendalam tentang bahasa Arab, baik dalam ilmu bahasanya, nahwunya, sarafnya, dan syairnya.
Imam Ahmad Ibnu Hambal, dengan segenap kejujuran berkata, “Asy Syafi’i bagi umat ini, ibarat matahari bagi bumi dan laksana kesehatan bagi tubuh; Siapa yang akan dapat menggantikannya?”
Diforum-forum diskusi Imam Syafi’i termasuk ulet dengan argumentasi-argumentasi yang sukar dipatahkan.
Asy Syafi’i termasuk orang yang mujur hidupnya dalam bidang ilmiyah. Dia muncul setelahnya tersusun kodifikasi syari’ah menurut sistem-sistem yang teratur dalam bentuk yang rapi. Dengan demikian dia mudah buah-buah pikian dari orang-orang terdahulu dan belajar langsung dari maha guru-mahaguru terkemuka. Sebab itu akhirnya dia dapat mencapai sesuatu prestasi yang tinggi dalam bidang ilmiah, dia telah mampu merumuskan suatu metode yang mempersatukan qur’an, sunnah, ijma’ dan qiyas.
Berbeda dengan Abu hanifah sebagai seorang ahli metode berfikir dan lebih menyetujui suatu metode spekulasi yang hipotesis, maka Asy syafi’i tidak menyetujui hal itu. Namun demikian dia seorang yang luas ilmu pandagan, ilmu, dan pengalaman, dia juga menguasai fiqhi sarjana-sarjana dan ulama hijaz dan fiqhi sarjana-sarjana Irak. Sebab itu sejak Asy syafi’i muncul di Bagdad, maka ajarannya segera mendapat pengikut.
Asy Syafi’i mempunyai dua qaul (pendapat). Pertama, ketika dia bermukin di Bagdad, namanya Qaul Qadien (pendapat kuno). Kedua, ketika dia tinggal di Mesir namanya Qaul Jadid (pendapat baru).
Tidak terhitung banyaknya ulama yang datang belajar pada dia. Selama hayatnya dia telah menulis 113 buah kitab-kitab tentang tafsir, fiqhi, kesusasteraan dan lain-lainnya. Antara lain kitab yang paling terkenal “Al-Um”. Para pengikutnya terdapat di Indonesia, Malaysia, palestina, Libanon, Mesir, Irak, Saudi Arabia, Yaman dan Hadramaut.
BACA JUGA: Pelajaran Imam Syafi’i, Rezeki Bukan Sekadar Angka
4 Biografi imam mazhab: Imam Ahmad Ibn Hambal
Imam Ahmad Ibn Hambal dilahirkan di bagdad pada tahun 164H/780M dan wafat dibagdad pada tahun 241H/855M. Dia terkenal ahli dalam bidang hadits, fiqhi, dan teologi. Waktu Asy Syafi’i mau meninggal dia berkata : “Saya tidak meninggalkan di bagdad orang yang lebih utama, alim dan lebih cerdas selain dari Ahmad ibn Hambal”.Pertama kali dia belajar pada Imanm Asy-Syafi’i, dan setelah cukup ilmu dan peralatannya lalu berijtihad, merintis suatu madzhab tersendiri.
Seperti Imam-imam Madzhab yang terhdahulu, banyak pula ulama-ulama besar datang belajar padanya. Dia terkenal sebagai seorang yang teguh pendirian dan keras mempertahankannya. watak itu yang menyebabkan Khalifah Al-Makmun, sebagaimana pendapat Mu’tazilah yang menjadi madzhab kerajaan waktu itu, bahwa Qur’an itu makhluk, sebab itu ia adalah baharu (huduts). Pendapat mana dipaksakan oleh Al-Makmun, tetapi Imam Ahmad secara tegas dan konsekwen menolaknya.
Imam Ahmad banyak menulis buku-buku yang berharga. Nampak-nya di antara sekian banyak ilmu pengetahuannya, dia lebih terkemuka sebagai spesialis dalam Hadits. Beliua telah menyusun sebuah Musnad, yang mana karya itu di dalamnya terkumpul Hadits-hadits yang tidak dikemukakan oleh Ulama lainnya. Buku tersebut berisi 40.000 buah Hadits. Para pengikut Imam Ahmad pada umumnya terdapat di Saudi Arabia, Libanon dan Syria. []
SUMBER: ILMU SAUDARA