PERNIKAHAN seperti hubungan lainnya, tidak lepas dari masalah dan tak ada yang sempurna. Bahkan pernikahan impian pun bisa gagal di tengah jalan.
Sebagian besar ahli setuju bahwa kunci pernikahan yang sukses dan penuh kasih adalah kerja keras, komitmen, dan evaluasi ulang terus-menerus atas harapan kita, tentu saja selain komunikasi. Kedengarannya cukup mudah, tetapi kenyataannya, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
Berbicara dengan beberapa terapis pernikahan dan konselor Muslim, Fatima Bheekoo-Shah, seorang penulis asal Afrika Selatan, menjelasakan tentang berbagai masalah paling umum yang dihadapi pasangan dalam pernikahan.
BACA JUGA:Â Pernikahan Bagai Roller Coaster, Ini Tipsnya Biar Tetap Awet (2-Habis)
Nah, sebagaimana dikutip dari laman About Islam, berikut 10 masalah paling umum dalam pernikahan yang perlu diwapadai dan ditangani secara benar agar rumah tangga tak mengalami kegagalan:
1 Dulu “I love you”, sekarang berubah
Ini tampaknya menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi kebanyakan pasangan. Pasangan sering kali mencoba mengubah pasangannya ke versi yang lebih mereka sukai. Kualitas yang lucu pada awalnya berubah menjadi sesuatu yang menyebabkan banyak kebencian dan penghinaan pada akhirnya.
Maka, jika kamu menikah dengan seorang yang jorok, dia tidak akan secara otomatis berubah menjadi orang yang rapi dan teratur karena kamu menginginkannya. Satu-satunya orang yang dapat kamu ubah adalah dirimu sendiri. Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah mengubah respon atau sikapmu terhadapnya.
2 Berbicara vs berkomunikasi
Kesalahpahaman paling umum yang mengancam pernikahan adalah bahwa pasangan secara keliru percaya bahwa berbicara berarti berkomunikasi, yaitu, setiap kali mereka berbicara, mereka percaya bahwa mereka sedang berkomunikasi.
Menyuarakan keluhan, kritik, dan tekanan emosional bukanlah alat komunikasi. Belajar lah untuk mengekspresikan perasaanmu dengan ketegasan dan bukan dari keluhan dan kritik.
Ini akan membantu melindungi pernikahanmu di tahap selanjutnya. Komunikasi yang efektif berarti kita mendengarkan dan kita bersedia melihat dunia melalui mata pasangan kita, dan bukan hanya mata kita sendiri. Jika kita mendengarkan sebaik kita berbicara, hubungan yang nyata akan terwujud dengan sendirinya.
3 Manajemen waktu
Gaya hidup modern sering mengakibatkan stres. Waktu sangat penting dan banyak pasangan tidak mengatur waktu mereka secara efisien. Pasangan ditarik ke segala arah setiap hari bukan ke satu arah yang mendekatkan mereka satu sama lain.
Waktu yang berkualitas meski hanya lima menit sehari, merupakan syarat esensial sebuah pernikahan. Pasangan perlu secara teratur mengevaluasi kembali hubungan mereka dengan cara yang lembut dan jujur, jika hanya untuk mengetahui apakah mereka berada di halaman yang sama atau tidak.
4 Keintiman
Nadirah Angail, penulis dan terapis dari nadirahangail.com percaya bahwa kurangnya keintiman adalah masalah utama dalam pernikahan Muslim.
“Seks hanyalah sebagian kecil dari keintiman,” katanya.
Ini lebih tentang terlibat sepenuhnya sebagai pasangan. Tetap terhubung di setiap level. Secara spiritual, mental, fisik dan emosional.
Kebanyakan pasangan terus-menerus menghadapi perjuangan berat untuk menjaga percikan tetap hidup. Keintiman bukanlah tujuan yang harus dicari pasangan melainkan sebuah perjalanan, yang berlangsung selama pernikahan.
5 Fokus berbalik
Masalah yang paling sering dialami pria adalah bahwa fokus istri berubah ketika pasangan tersebut memiliki anak. Ini sering menyebabkan suami merasa tidak mampu dan diabaikan, yang pada gilirannya menyebabkan kurangnya keintiman.
Pasangan juga membiarkan teknologi mengganggu hubungan mereka; ini cukup merajalela dengan orang-orang mengirim pesan teks saat makan malam, menjelajahi Internet di malam hari, dan menggunakan ponsel pintar mereka terus-menerus.
Akibatnya, fokus satu sama lain bergeser. Maka, duduk di sebelah pasanganmu dengan gadget tidak sama dengan waktu yang berkualitas.
6 Uang, uang, uang
Uang adalah masalah besar. Pernikahan seringkali bisa bertahan dari perselingkuhan tetapi masalah uang bisa menjadi pemecah persatuan pernikahan secara universal. Nadirah berpendapat bahwa masalah ini tidak jarang terjadi di rumah tangga Muslim.
Kadang-kadang bisa menjadi cara bagi pria yang tidak aman untuk mengontrol wanita. Dalam rumah tangga berpenghasilan dua, sering kali ada rasa kesal terhadap pasangan yang berpenghasilan lebih. Hal ini seringkali mengarah pada persaingan yang tidak sehat.
7 Pengampunan
Pengampunan harus mudah dilakukan dalam hubungan yang didasarkan pada cinta timbal balik. Tidak demikian bagi mayoritas pasangan menurut para ahli. Keengganan untuk memaafkan pelanggaran kecil (yaitu tidak mencuci piring, meninggalkan pakaian tergeletak) dan masalah besar (yaitu menumpuk hutang) dapat berdampak negatif pada suatu hubungan.
Sebagian besar masalah dalam pernikahan bisa muncul dari keengganan pasangan untuk saling memaafkan. Dalam kehidupan perkawinan, pengampunan harus tanpa syarat.
BACA JUGA:Â 14 Kiat Mengasah Kecerdasan Emosi dalam Pernikahan
8 Kurangnya apresiasi
Saat apresiasi rendah, konflik tinggi, kurangnya penghargaan seringkali menjadi akar penyebab perselingkuhan dalam pernikahan.
Pasangan cenderung menganggap remeh pasangannya. Mereka secara keliru percaya bahwa mereka akan selalu ada. Ketika dua orang merasa 100% diakui dan dihargai oleh pasangannya, hanya ada sedikit ruang untuk konflik.
9 Urusan Emosional
Jalur Islamic Care, layanan konseling untuk pasangan di Afrika Selatan telah mengalami peningkatan besar dalam urusan emosional dengan kemajuan teknologi. Perselingkuhan ini biasanya bukan tentang seks, tetapi lebih pada keintiman emosional yang dibagikan dengan orang lain daripada pasangannya.
Belajar untuk percaya dan sembuh secara emosional setelah perselingkuhan seperti ini bisa sangat sulit. Pasangan menghadapi perjuangan berat yang berat, dan itu dapat dihindari jika pasangan belajar untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka kepada pasangan.
10 Perebutan kekuasaan
Anisa Moosa, seorang pekerja sosial di lini Islamic Care menemukan ini sebagai masalah besar dalam pernikahan karena pasangan bersaing bahkan secara spiritual untuk berada di puncak hubungan. Setiap pasangan mencoba untuk mengalahkan yang lain dan ini dapat memiliki efek bencana jika pasangan tersebut tidak tahu kapan atau bagaimana caranya.
Ketika menang dan menjadi benar menjadi lebih penting daripada memiliki persatuan yang penuh kasih, maka kemenangan seringkali hampa dan berumur pendek. Hubungan itu rumit sementara keadaan pasangan itu unik. []
SUMBER: ABOUT ISLAM