Oleh : NS Risno
ensrisno@gmail.com
BISA itu karena mau membiasakan. Kalau ingin bisa harus mau membiasakan diri melakukan apa yang ingin dibisai. Misalnya, kita ingin bisa naik sepeda ontel, maka kita harus mau membiasakan diri untuk belajar naik sepeda ontel. Kita ingin bisa berenang, ya kita harus mau membiasakan diri berlatih berenang.
Ingin bisa naik sepeda ontel tapi enggan membiasakan diri belajar naik sepeda ontel, ya jangan berharap bisa naik sepeda ontel. Ingin sekali bisa berenang tapi belajar berenangnya setahun sekali, ya mustahil bisa berenang.
Begitu juga ketika kita (yang laki laki ) ingin bisa mengamalkan shalat fardhu berjamaah di masjid, kita juga harus membiasakan diri shalat fardhunya berjamaah di masjid. Kita ingin dapat mengamalkan shalat lail setiap malam, kita pun harus bersedia untuk membiasakan diri bangun di sepertiga malam untuk shalat lail.
Ingin bisa mengamalkan shalat fardhu selalu jamaah di masjid, tapi enggan mau datang ke madjid ketika panggilan adzan dikumandankan, ya kapan bisa mengamalkan shalat berjamaah di madjid. Katanya mau bisa mengamalkan shalat tahajud setiap malam tapi malas membiasakan diri bangun di sepertiga malam untuk shalat tahajud , ya mustahil bisa mengamalkan shalattahajud, apalagi setiap malam.
Jadi, kalau kita ingin bisa mengerjakan sesuatu (apa saja itu),maka kita harus bersedia untuk membiasakan melakukan atau mengamalkan sesuatu tersebut. Mustahil bisa melakukan atau mengamalkan sesuatu sementara dirinya malas atau tidak mau membiasakan diri melakukan atau mengamalkan sesuatu tersebut.
Nah, bulan Ramadhan ini bulan tarbiyah, bulan pembelajaran, bulan pelatihan. Sebulan penuh diri ini ditarbiyahi, dibelajari, dilatih untuk membiasakan diri melakukan amal sholih dan juga membiasakan diri untuk meninggalkan amal buruk. Dan dengan harapan pembiasaan pembiasaan sebulan penuh yang kita lakukan itu bisa terus diamalkan meskipun bulan sudah tidak lagi Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab. []
Magetan, Ramadhan ke-13