NABI Musa memiliki mukjizat mampu membelah lautan dengan menggunakan tongkatnya. Tongkat tersebut pun kerap digunakan dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya, Nabi Musa biasa bersandar pada tongkatnya saat melakukan perjalanan, bepergian dan mengembara.
Tongkat itu juga digunakan untuk berjalan, dan dapat berdiri tegak sehingga Nabi Musa bisa berdiri di atasnya. Tongkat tersebut juga digunakannya untuk mengetuk cabang-cabang pohon, agar jatuh daun-daunnya sehingga kemudian dimakan para domba gembalaannya.
Tongkat ini memiliki dua kepala cabang, yang dipakai untuk menggantung busur atau anak panah. Pada malam hari, kedua kepala tongkat itu akan menyala seperti lampu.
Beberapa keajaiban lain dari tongkat Nabi Musa ialah tongkat itu bisa membantunya minum air dari sumur yang dalam. Tongkat ditancap ke tanah dan bertahan lama sampai keluar air dari sumur yang dalam itu.
Kepala tongkat itu kemudian berubah menjadi seperti ember, lalu Nabi Musa mengisinya dan meminum airnya. Jika tongkat tersebut dicabut, maka air akan berhenti keluar.
BACA JUGA: Bukti Nabi Musa Membelah Laut
Selain itu, jika matahari terlalu terik dan panas, dan Nabi Musa tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung, maka tongkat itu akan mengeluarkan cabang-cabang, lalu jubah Nabi Musa diletakkan di atasnya sehingga menjadi tempat yang teduh. Ketika Nabi Musa ingin buah, tongkat itu ditancapkan ke tanah, lalu tumbuh dan menghasilkan buah.
Tongkat tersebut juga diriwayatkan mampu mengalahkan sihir dari orang-orang suruhan Fir’aun yang menentangnya. Ketika tongkat itu berubah menjadi ular dan mengalahkan sihir mereka, para ahli sihir anak buah Firaun itu pun tunduk kepada Nabi Musa.
Jelas, tongkat Nabi Musa AS itu merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT sebagai penguat kenabian dan kerasulan. Lantas, dimanakah keberadaan tongkat itu sekarang?
Hingga saat ini tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan soal keberadaan tongkat Nabi Musa AS yang dengannya bisa membelah Laut Merah sehingga lolos dari kejaran Fir’aun.
BACA JUGA: Nabi Harun AS, Saudara Setia dalam Dakwah
Namun, sebagaimana dilansir di laman Mawdoo, mengutip pernyataan Dr Rasyid Jarrah dalam “Aina Dzahabat Asha Musa”, dijelaskan bahwa sampai sekarang tidak ada teks eksplisit atau bukti yang jelas terkait keberadaan tongkat Nabi Musa.
Salah satu peneliti menunjukkan bahwa tongkat Nabi Musa dibakar ketika Musa membakar anak sapi orang Samaria.
Sebagaimana klaim peneliti tersebut, orang Samaria telah memanfaatkan tongkat Musa untuk menyebarkan jiwa di dalam anak sapi karena khasiatnya yang ajaib. Hal ini mendorong banyak orang untuk mempercayai orang Samaria dan menyembah anak lembu.
Nabi Musa pun membakar berhala tersebut. Kisahnya terdapat dalam Alquran surah Thaha ayat 85-91 dan ayat 95-98. Kisah tersebut juga tercantum dalam Bibel dan banyak diceritakan dalam kitab Israiliyat. []
SUMBER: REPUBLIKA