KENISCAYAAN bahwa bisnis dilakukan untuk mengejar keuntungan. Keuntungan menjadi tujuan akhir, dan parameter sukses tidaknya sebuah bisnis akan dilihat dari seberapa besar keuntungan yang didapat. Seberapa banyak aset yang sudah dimiliki. Dan seberapa besar market share yang dia rebut.
Apakah salah mindset bisnis di atas? Ya pada umumnya memang mindset bisnis seperti itu. Tapi izinkan kami untuk mencoba menawarkan cara berpikir berbeda tentang bisnis. Yang selanjutnya kami sebut dengan istilah “Bisnis Langit”.
Tujuan bisnis pasti sejalan dengan tujuan hidup. Bisnis kita untuk hidup kita. Lalu pertanyaannya, hidup kita untuk apa? Dalam islam, hidup kita adalah untuk ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala (lihat surat Adz-dzariyat ayat 56). Dan ujung dari hidup adalah mati, ibadah dibatasi dengan mati, setelah mati kita akan ditempatkan antara dua, surga atau neraka, tergantung amal ibadah kita dan Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.
Maka bisnis yang kita lakukan akan juga menentukan kita layak masuk surga atau justru malah neraka. Orang yang ber-mindset “Bisnis Langit” akan mengejar surga, takkan menyia-nyiakan bisnis untuk selain ibadah, takkan mencampuradukan bisnis dengan maksiat, takkan mendzolimi pekerja-pekerjanya, takkan mengurangi takaran dagangannya, takkan melakukan akad riba, dan lain sebagainya. Orang yang ber-mindset “Bisnis Langit”, akan menggunakan bisnisnya untuk melakukan amal sholeh sebanyak-banyaknya.
Manajemen SDM-nya akan berfokus bagaimana menjadikan karyawan-karyawan perusahaannya memiliki jiwa spiritual yang tinggi, ilmu agama yang mumpuni, kerja mereka tidak menghalangi mereka untuk ibadah. Justru sebaliknya, dengan nilai spiritual yang tinggi, mereka akan berkerja dengan profesional, disiplin, jujur, amanah, sesuai tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Manajemen operasionalnya akan memerhatikan prinsip-prinsip perdagangan dalam Islam. Kualitas akan disesuaikan dengan janji iklan, takaran jumlah berat dan volume produk juga tidak akan kurang sedikitpun dari yang tertera di label. Pengiriman tepat waktu, barang diterima dengan kondisi baik, barang boleh ditukar jika tidak sesuai akad pembelian.
Manajemen marketingnya tidak akan mengumbar janji dengan kebohongan, tidak akan menjelek-jelekan pesaing, menjadikan calon pelanggan mereka sebagai sahabat mereka dan melakukan program retain customer (menjaga pelanggan) mereka dengan ikatan silaturahim yang kuat sehingga menjadi sahabat surga, sahabat sampai ke surga.
Manajemen keuangannya, tujuan akhir di laporan laba ruginya adalah seberapa besar ZISWAF (Zakat Infaq Sedekah dan Wakaf) bukan berhenti di EAT (Earning After Tax = Laba bersih).
Bisnis dengan mindset “Bisnis Langit” insyaAllah menjadikan perusahaanya dicintai oleh kerluarganya, karyawannya, pelanggannya, bahkan pesaingnya, dan insyaAllah dicintai juga oleh penduduk langit dan pencipta-Nya, Allah Subhanahu Wata’ala yang Maha Kaya dan Maha Mengkayakan.
Semoga bisnis kita mengantarkan kita ke surga Firdaus-Nya.
Allahu a’lam bishshowab. []