SAYA menggeluti dunia usaha dengan sebuah risiko sukses dan gagal. Untung dan rugi. Saya selalu terhantui akan kegagalan dan kerugian yang setiap saat mungkin bisa menghampiri saya. Saya tidak punya tempat untuk bersembunyi d isetiap kegagalan dan kerugian yang mungkin akan datang setiap saat.
Ada sebuah pepatah “Sebenarnya tempat yang paling aman untuk bersembunyi adalah tempat yang terang”. Pepatah itulah yang saya pakai. Jadi saya selalu ada di tempat yang terang ketika kegagalan dan kerugian itu datang (saya mencoba sembunyi di tempat yang terang supaya kegagalan dan kerugian tidak repot mencari saya, jadi saya bisa segera menyuruhnya pergi lagi).
BACA JUGA: Rukun Islam dan Rukun Bisnis
Jadi pengusaha itu harus memiliki dua sifat yang dominan. Bersyukur dan bersabar. Bersyukur ketika kita dalam keadaan untung dan bersabar ketika merugi. Tidak akan selamanya berwirusaha itu meraih untung. Adakalanya kita mengalami kerugi an. Seperti layaknya siang dan malam, langit dan bumi, Laki-laki dan perempuan. Adanya keuntungan karena adanya kerugian.
Pasang surut itu pasti silih berganti. Tapi dalam dunia usaha kita harus bijak menghadapinya.
Sungguh indah dan penuh keuntungan bagi orang yang berilmu. Dia akan bersyukur ketika usahanya mengalami keuntungan. Dan itu menjadi keuntungan buatnya karena dia akan mendapat banyak pahala karena kesyukurannya. Begitu dia mengalami kerugian diapun bersabar. Dan itu menjadi keuntungan buatnya karena dia akan mendapat banyak pahala karena kesabarannya. Indah bukan. Berbisnis yang selalu untung.
Untung kita dilahirkan. Atau kita lahir penuh keberuntungan? Hanya kita sendiri yang tahu! []