JAKARTA–Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 45 kali gempa susulan terjadi setelah gempa dengan magnitudo 7 di barat daya Ternate, Maluku Utara. Namun, kata BMKG, besaran magnitudo gempa cenderung menurun.
“Hasil dari pencatatan kami sampai dengan 10.30 WIB ada sekitar 45 gempa susulan dengan magnitudo terbesar M 4,9 dan yang terkecil M 3,2,” ujar Superviser On Duty Pusat Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Tsunami, BMKG, Rudy Teguh Imananta di gedung BMKG, Jalan Angkasa, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019).
BACA JUGA: Wilayah Sulut-Malut Diguncang 16 Gempa Susulan Sejak Tadi Malam
Rudy menjelaskan, gempa dengan magnitudo besar biasanya akan diikuti oleh gempa susulan yang cenderung menurun dibanding gempa utama.
“Pada umumnya dengan magnitudo besar akan diikuti gempa-gempa susulan dan cenderung memang mengalami penurunan magnitudonya,” kata Rudy.
Rudy mengatakan rentang waktu dari gempa susulan berbeda-beda. BMKG mencatat semua pergerakan gempa.
“Untuk pergerakan gempa susulan untuk waktunya rentangnya berbeda-beda. Tetapi begitu ada pergerakan gempa bumi itu yang kita catat,” kata dia.
Namun Rudy mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan terus memantau informasi dari BMKG. BMKG juga mengimbau jika terjadi kerusakan pada struktur rumah agar menjauh untuk sementara.
“Masyarakat perpatokan pada informasi daripada BMKG, jadi tetap kita pantau pascgempa yang bermagnitudo cukup signifikan,” kata Rudy.
BACA JUGA: Gempa Ternate Terasa Hingga Gorontalo: Bikin Pengunjung Bioskop Berhamburan, Warga Takut Masuk Rumah
“Karena gempanya cukup signifikan. Bila terjadi kerusakan di struktur rumah, mungkin bisa menjauh sementara, karena gempa susulan masih terjadi walaupun sudah mengecil. Untuk bangunan yang strukturnya kuat silahkan kembali ke rumah,” kata dia.
Diketahui, gempa M 7 terjadi pada Minggu pukul 22.08 WIB. Pusat gempa berada di laut dengan koordinat 0,54 LU-126,19 BT atau 133 kilometer arah barat daya Ternate, Maluku Utara. []
SUMBER: DETIK