JAKARTA—Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyatakan mendukung adanya mitigasi bencana demi menciptakan masyarakat terampil, cekatan dan terlatih dalam menolong dirinya sendiri saat terjadi bencana. Pasalnya data BMKG menunjukkan dalam setahun terjadi setidaknya 6 ribu gempa bumi di Indonesia.
“Mitigasi bencana sangat penting untuk meningkatkan self assistance dalam menghadapi bencana. Pasalnya, kepastian tidak ada. Karena memang bukti dan data belum cukup lengkap untuk pastikan itu akan terjadi,” katanya saat menjadi pembicara di acara diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema “Tanggap Bencana: Kerja dan Antisipasi”, bertempat di Gedung Serba Guna Roeslan Abdul Gani Kemkominfo, Jakarta, Senin (05/03/2018).
Pentingnya mitigasi bencana, menurut Dwikorita, terbukti dalam kondisi yang terjadi dalam bencana gempa di Kobe, Jepang, pada 1995. Ketika itu tercatat, jumlah penduduk yang selamat ada sebanyak 95 persen.
“Dari total jumlah itu, sebanyak 35 persen penduduk yang selamat atas pertolongan diri sendiri, 34 karena ditolong keluarga, dan 24 persen karena ditolong tetangga,” tuturnya.
Berdasarkan data yang ada di BMKG, Dwikorita menjelaskan, dalam 1 tahun terjadi setidaknya 6.000 kali gempa bumi. “Tapi kan kita gak terasa. Karena itu gempa-gempa kecil yang kurang dar 5 SR,” tuturnya.
Sedangkan yang kekiatannya lebih dari 5 SR, Dwikorita mengatakan, jumlahnya sekitar 350 kali. Dan yang kekuatannya di atas itu, sambung dia, sekitar 3,4, atau 5 kali.
“Itulah sebabnya memang perlu waspada. Dan yang penting adalah bersiap dengan melakukan mitigasi. Itulah sebabnya, mohon bantuan pemerintah daerah untuk mengedukasi masyarakat agar cekatan menolong diri sendiri,” pungkasnya.
Turut hadir sebagai narasumber dalam FMB 9, antara lain, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja, Sekjen Kementerian LHK Bambang Hendroyono, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Hary Hikmat, dan Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan Kementerian PUPR Adang Saf Ahmad. []
Reporter: Tommy