JAKARTA–Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyoroti kurang akuratnya informasi mengenai gempa yang dilakukan BMKG. Misalnya informasi mengenai gempa di Kepulauan Aru, Maluku, yang sebelumnya ditulis 6,6 M, kemudian direvisi menjadi 5,7 M.
“Terlalu besar revisinya dan ini sering terjadi. Perbedaan kekuatan gempa sebesar 0.7 SR itu besar,” kata Sutopo dalam keterangan tertulis yang, Sabtu (26/1/2019).
BACA JUGA: Sutopo Terkesan Diwawancarai dan Dimuat di New York Times
Menurut Sutopo, data yang tidak akurat hanya akan membingungkan masyarakat. Oleh sebab itu, dia meminta agar BMKG segera membenahi hal tersebut. Terlebih, ini bukan kali pertama BMKG merevisi data gempa.
“Gempa awal yang disampaikan dengan kekuatan besar sehingga menimbulkan kekhawatiran akan dampak dan kerusakan. Saat dicek dampaknya kerusakan tidak banyak,” lanjut Sutopo.
BACA JUGA: Bencana Alam di 2018 Kerap terjadi Akhir Pekan, Begini Kata Sutopo Purwo Nugroho
Keterbatasan jaringan seismograf, kata dia, menyebabkan informasi awal yang diterima menjadi besar. Meski pada akhirnya, seiring masuknya data dari seismograf data menjadi lebih valid.
“Ini menjadi pembelajaran kita semua. Tentu BMKG memerlukan seismograf yang lebih rapat sehingga saat terjadi bencana dapat menginformasikan kejadian gempa dengan tepat dan tanpa revisi,” tutupnya. []
SUMBER: KUMPARAN