JAKARTA–Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pada 27 Mei dan 28 Mei 2020 matahari akan berada tepat di atas Ka’bah. Oleh karena itu umat Islam diimbau mengecek kembali arah kiblat, tepatnya pada pukul 16.18 WIB.
Dikutip dari akun instagram resmi BMKG @infobmkg, masyarakat khususnya umat Islam dapat mengecek langsung arah kiblat dengan menggunakan benda berbentuk batang secara tegak lurus. Kemudian tandai arah bayangan yang dihasilkan menggunakan benang atau spidol. Hasil akhirnya adalah arah kiblat yang benar (atau baru) adalah arah yang ditunjukkan dari ujung bayangan menuju batang tersebut.
BACA JUGA: Ketika Arah Kiblat Dialihkan
“Peristiwa ini hanya berlaku untuk Indonesia bagian Barat dan Tengah bagian Barat. Fenomena ini berlangsung dua kali dalam setahun, yakni pada 27-28 Mei pukul 16.18 serta 15-16 Juli pada pukul 16.26 WIB,” tulis keterangan BMKG di akun instagram resminya.
Sementara untuk Indonesia bagian Timur, termasuk sebagian dari Indonesia Tengah bagian Timur, penentuan arah kiblatnya dapat dilakukan saat matahari di atas diantipoda Ka’bah (sebalik arah Ka’bah), yang terjadi setiap 16 Januari pukul 06.29 WIT dan 28 November pukul 06.09 WIT.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Urais Binsyar Kemenag), Agus Salim juga menjelaskan bahwa berdasarkan data astronomi pada Rabu (27/05/2020) dan Kamis (28/05/2020), matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah.
“Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Kakbah,” ujarnya seperti dikutip dari Okezone.
Agus mengatakan, peristiwa semacam ini dikenal dengan nama Istiwa A’dham atau Rashdul Qiblah, yaitu waktu matahari di atas Ka’bah, serta terdapat bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
BACA JUGA: Bagaimana Shalat Kita jika Ternyata Arah Kiblat Melenceng?
“Momentum ini dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya adalah dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblah,” terangnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat, yaitu:
1. Pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan Lot/Bandul.
2. Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata.
3. Jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom. []
SUMBER: OKEZONE