JAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Hal itu lantaran aktivitas Gunung Anak Krakatau masih belum berhenti. BMKG sendiri tidak bisa memastikan kapan aktivitas gunung tersebut akan berhenti.
“Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi),” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.
Dengan kondisi ketidakpastian tersebut, dia mengimbau masyarakat jangan kembali ke pantai dahulu. Sebab, berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.
Baca Juga: Ini Kata BMKG soal Tsunami Selat Sunda
“Jangan kembali sampai ada perkembangan informasi bencana selanjutnya,” ujar dia.
Dwi mengatakan, peristiwa tsunami akibat seismik Gunung Krakatau pernah terjadi saat mengalami erupsi pada 1883. Namun, berbeda dengan bencana saat itu, aktivitas seismik Gunung Anak Krakatau ini tidak langsung mengakibatkan terjadi tsunami.
Pola itu justru mengkhawatirkan, sebab tide gauge menunjukkan periode pendek-pendek mirip gempa Palu, Sulawesi Tengah. Dia memperkirakan tsunami di perairan Selat Sunda disebabkan karena longsoran guncangan di Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga: Jadi Korban, Managemen Seventeen Ungkap Kronologi Tsunami yang Menimpanya
“Yang kami cari, apakah ada tebing lereng yang longsor. Kalau ada, artinya selama ada tremor, longsor masih bisa terjadi,” ujar Dwi.
Sebelumnya, Dwikorita memastikan gelombang tinggi di Anyer adalah tsunami. Tipe pola gelombang tsunami sama seperti bencana di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). []
SUMBER: REPUBLIKA