JOMBANG—Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Ali Djohardi Wirogioto di Pondok Pesantren Gadingmangu, Jombang, Jawa Timur, mengungkapkan peran pesantren dalam mencegah narkoba. Menurutnya, pesantren bisa menjadi garda terdepan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba pada pelajar termasuk para santri.
“BNN memerlukan kerja sama dengan semua pihak berdasarkan kemampuan masing-masing. Pesantren Gadingmangu dan pesantren LDII lainnya, bisa ambil peran. Apalagi LDII telah melarang merokok warganya, dengan demikian pintu untuk mencoba narkoba menjadi sulit,” ujarnya melalui siaran pers, Ahad (21/1/2018).
Menurut Ali, BNN telah mengungkapkan hampir semua narkoba ada di Indonesia. Sedangkan Amerika Utara dan Eropa hanya mengenal lima jenis narkoba, tetapi ada beragam jenis narkoba lainnya yang digolongkan sebagai sampah justru diekspor ke Indonesia.
Ia juga mengungkapkan soal bahaya narkoba.
“Penyalahgunaan narkotika menyebabkan rusak permanen pada otak. Dan pecandu narkoba hanya memiliki dua pilihan, masuk rumah sakit atau mati. Bila generasi muda bangsa ini menjadi pecandu narkoba, bonus demografi yang akan dinikmati Indonesia pada 2030, tidak akan ada artinya,” kata dia.
Asisten I Pemkab Jombang Purwanto juga menyatakan hal senanda. Ia mengingatkan penyalahgunaan narkotika merupakan bahaya laten.
Ia juga mendukung penyelenggaraan wawasan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) dan prekursor narkotika di kalangan pelajar dan santri di Pondok Pesantren Gadingmangu, Kabupaten Jombang. Ia berharap, kegiatan serupa bisa diselenggarakan oleh pesantren lainnya. []
SUMBER: REPUBLIKA