BOGOR—Guna mewujudkan masyarakat yang kuat dan tangguh dalam menghadapi 3 fase bencana, yaitu pra, saat dan pascabencana, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), merilis 7 produk mitigasi bencana dalam berbagai bentuk.
“Partisipasi masyarakat yang menjadi korban bencana dapat diwujudkan melalui edukasi bencana yang menciptakan masyarakat yang tangguh. Memadukan pembelajaran kebencanaan secara formal dan informal, menggunakan buku, dan perangkat digital,” kata Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Wisnu Widjaja, di Pusdiklat BNPB, Sentul, Bogor, pada Jumat (25/1).
BACA JUGA: Banjir dan Longsor di Sulsel, BNPB: 26 Orang Meninggal
Tujuh aplikasi tersebut ditujukan untuk lembaga edukasi, mulai dari sekolah hingga universitas. Aplikasi itu yakni e-modul Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Perguruan Tinggi Tangguh Bbencana, game edukasi bencana, dan Buku Saku Pramuka Bencana. Game edukasi bencana saat ini sudah bisa diunduh melalui Play Store.
Sementara e-modul SPAB dan Perguruan Tinggi Tangguh Bencana merupakan bentuk pengajaran jarak jauh.
Dua modul tersebut dibangun dengan bantuan Kemenristek Dikti, guna memberikan pemahaman mitigasi bencana serta memulihkan kegiatan pendidikan pascabencana.
Tiga produk lainnya yakni, Inarisk, Pokja API-PRB, dan modul e-tangguh diperuntukkan bagi masyarakat umum. BNPB menekankan pentingnya Inarisk yang kini telah tersedia secara gratis di aplikasi Play Store ini.
“Inarisk bekerja sama dengan 12 kementerian dan lembaga. Tujuanya, kami ingin membuat tentang big data bencana di seluruh Indonesia. Ya, semacam Google bencanalah,” kata Widjaja.
“Selain itu di aplikasi juga diberikan opsi pencegahan, atau saat bencana, atau setelah bencana,” ujarnya.
BACA JUGA: BNPB: Selama 2018 2.426 Bencana Terjadi, 4.231 Orang Meninggal
Widjaja memiliki harapan besar pada aplikasi ini. Karena, dengan mengetahui lokasi tempat mereka berada, masyarakat bisa lebih percaya dengan BNPB daripda informasi hoaks yang kerap membuat panik.
“Karena apa, aplikasi ini resmi dari kami. Dan mudah digunakan,” tutup Widjaja. []
SUMBER: KUMPARAN