LUMAJANG–Seorang bocah kelas IV SD di Lumajang menjadi perbincangan publik, usai dirinya mengaku diculik tiga orang pria akhir pekan lalu saat hendak pergi ke sekolah. Tiga pria itu hendak membawa bocah berinisial RA ke dalam mobil, tapi ia memberontak dan kabur. RA lalu pulang ke rumah dan menceritakan pengalamannya ke ayahnya.
Ayah RA kemudian bercerita di akun media sosialnya serta di sejumlah grup chat soal kejadian yang dialami putranya. Cerita ayah RA viral, publik memuji bocah itu yang berani kabur. Kemudian, publik membincangkan kerawanan di Lumajang terkait penculikan.
Pihak kepolisian yang dilaporkan kasus percobaan penculikan itu bergerak melakukan penyelidikan. Dan setelah dilakukan penyelidikan diketahui penculikan itu hanya akal-akalan si bocah alias bohong belaka.
BACA JUGA:Â Kabar Terbaru Mahasiswi yang Ngaku Diculik Supaya Ditebus Orang Tua
“Namun setelah ditelusuri oleh Kepala Sekolah SD (tempat RA bersekolah) beserta petugas dari Mapolres Lumajang, ternyata kejadian tersebut hanyalah karangan dari sang anak belaka. Dirinya takut kepada salah satu guru lantaran tak mengerjakan PR Matematika,” jelas Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban dalam keterangannya, Senin (26/8/2019).
Pihak kepolisian dan sekolah kemudian memanggil orangtua RA. Dalam pertemuan di sekolah, orangtua RA meminta maaf.
“Ayah korban hanya tersipu malu seraya meminta maaf berkali-kali kepada para tetangga maupun ke sesama wali murid,” tambah dia.
Menurut Arsal kasus ini murni terjadi karena kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, sehingga sang anak dengan tak bertanggung jawab membuat karangan cerita kalau dia selamat dari penculikan.
“Jika hal ini dibiarkan, bisa saja anak tersebut akan terus suka berbohong sampai dewasa nanti. sangat dibutuhkan peran orangtua dan guru sebagai pendidik untuk mengajarkan budi pekerti tentang kejujuran kepada anak didiknya,” terang Arsal.
BACA JUGA:Â Termakan Isu Penculikan Anak, Puluhan Warga Aniaya ODGJ Hingga Tewas
Sementara menurut Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Hasran Cobra, kasus tersebut diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Dalam kasus tersebut, tidak ada yang menuntut lantaran tidak ada yang merasa dirugikan.
“Orangtua dari anak tersebut telah berjanji di depan kepala sekolah dan juga anggota Polres Lumajang untuk lebih mendidik serta siap bertanggung jawab jika hal serupa muncul di kemudian hari,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Katim Cobra tersebut. []
SUMBER: KUMPARAN