Oleh: Hanafie Attazikie
JUMLAH banyak atau sedikit kita maknai sebagai kuantitas. Dalam kehidupan sering kita jumpai dua antonim ini. Jumlah pasukan yang banyak melawan jumlah pasukan yang sedikit. Harta yang banyak dengan harta yang sedikit. Ada miskin dan kaya. Kita saksikan banyak orang menganggap bahwa kaya harta lebih berharga daripada miskin harta. Banyak prajurit yang juga memandang bahwa pasukan yang banyak lebih utama daripada pasukan yang sedikit. Begitulah persepsi kebanyakan orang. Sebenarnya ukurannya tidak hanya pada kuantitas atau jumlah yang banyak. Segala sesuatu banyak dan sedikitnya kembali kepada kualitas. Termasuk dalam ibadah sekalipun.
Allah SWT berfirman “berapa banyak pasukan yang jumlahnya kecil menghancurkan pasukan yang berjumlah besar dengan idzin Allah”. Ummat Islam seringkali memenangkan pertempuran meskipun jumlah pasukannya jauh lebih kecil dari jumlah pasukan lawan. Bahkan satu berbanding seratus. Hal tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa jumlah yang besar belum tentu lebih baik dari jumlah yang kecil. Begitu pula dengan harta. Insentiv atau gaji yang besar belum tentu lebih berkah dari gaji yang kecil. Berapa banyak karyawan bank yang gaji nya besar, setiap bulan ATM nya terisi puluhan juta, tapi tidak memiliki rumah sampai ajal menjemputnya. Dan berapa banyak guru madrasah yang isentivnya hanya kisaran dua ratus sampai lima ratus ribu, namun mereka tinggal di rumah sendiri meskipun berdindingkan bilik bambu.
Jumlah besar seringkali mengantarkan kita pada kesombongan dan rasa bangga. Jumlah pasukan kaum muslimin di perang Hunain saat itu jauh lebih besar daripada jumlah lawan. Tapi apa yang dialami kaum muslimin ketika itu?. Allah SWT mengabadikan kisah kegalauan pasukan besar itu dalam Al-quran.Pada saat perang hunain ketika jumlah yang besar itu menjadikan kaum muslimin bangga. Tapi, jumlah yang banyak itu samasekali tidak berguna bagi mereka.Bumi yang luas dirasa sempit oleh pasukan kaum muslimin. Bahkan kemudian mereka berbalik ke belakang lari tunggang langgang.
Dalam hal materi. Ada sebuah ungkapan “Berapa banyak uang dirham, lebih berharga daripada dinar”. Kalau kita terjemah kedalam bahasa kita.”Berapa banyak uang recehan, lebih berharga daripada jutaan”. Apa maksudnya uang recehan lebih berharga daripada uang jutaan? Bukankah lima ratus rupiah yang di infaqkan di jalan Allah jauh lebih berharga daripada uang jutaan yang digunakan untuk bermaksiat?
Seringkali keberkahan itu ada pada sesuatu yang sedikit. Ketika kita makan kemudian ada satu butir nasi tersisa,kita disunnahkan untuk mengambilnya kemudian memakannya.Karena Rasulullah SAW bersabda: “Kita tidak tahu dimana letaknya keberkahan itu. Bisa jadi keberkahan itu ada pada satu butir nasi yang tertinggal.”
Saya tidak menganjurkan anda untuk menjadi orang yang minimalis. Baik dalam masalah perjuangan ataupun masalah materi. Harapan kita harus besar. Yang terbaik tentunya mengumpulkan harta dan pasukan yang besar dengan harapan mendapatkan keberkahan yang jauh lebih besar. ini hanya masalah persepsi. seringkali kita dapati sesuatu yang kecil justeru lebih bermakna. []