Table of Contents
TANYA: Boleh tidak muslimah berhaji tanpa mahram?
Jawab:
Dalamterminologi Bahasa Arab, mahram adalah orang-orang yang merupakan lawan jenis, namun haram (tidak boleh) dinikahi. Mahram tidak hanya berhenti pada masalah perkawinan. Hal tersebut terbukti dengan adanya ketentuan bagi seorang wanita muslimah dalam melakukan safar, seperti safar haji dan umrah.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah seorang perempuan menyendiri dengan seorang laki-laki kecuali dengan mahramnya dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan kecuali disertai mahramnya. Seorang laki-laki berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah ﷺ istriku bepergian untuk suatu kepentingan dan aku mendapat mandat untuk berperang. Rasulullah menjawab, “Pergilah berhaji bersama istrimu.” (HR. Imam Bukhârî dan Muslim)
Perbedaan pendapat ulama tentang boleh tidak muslimah berhaji tanpa mahram
Berdasarkan hadis tersebut, para ulama dari empat mazhab (Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali) punya pandangan berbeda.
1 Tidak Boleh
Pendapat pertama, perempuan tidak boleh keluar rumah, bahkan untuk berhaji sekalipun apabila tidak didampingi oleh mahram mereka. Pendapat ini dikemukakan oleh Sufyan al-Tsauri, Abu Hanifah, dan sebagian ulama Kufah. Imam Nawawi dalam Shahih Muslim Bi Syarhi al-Nawawi menyebutkan bahwa Abu Hanifah bahkan menjadikan adanya mahram bagi perempuan yang akan melaksanakan ibadah haji sebagai syarat yang harus dipenuhi.
Hal ini berarti apabila ada seorang perempuan yang punya kemampuan secara fisik atau finansial untuk melaksanakan ibadah haji, akan tetapi dia tidak mempunyai mahram yang akan menyertainya, maka perempuan tersebut tidak punya kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji karena dia tidak memenuhi persyaratan adanya mahram yang harus menyertainya.
2 Boleh, tapi dengan syarat tertentu
Pendapat kedua, berbeda dengan Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan al-Nawawi lebih longgar. Ulama ini tidak memasukkan adanya mahram untuk perempuan yang akan melaksanakan ibadah haji. Keduanya justru mensyaratkan adanya keamanan bagi perempuan apabila ingin melaksanakan ibadah haji.
Jaminan keamanan perempuan dalam melaksanakan ibadah haji tersebut tidak hanya tergantung pada adanya mahram yang menyertai tapi juga bisa didampingi dengan sesama perempuan yang dapat dipercaya atau dengan rombongan. Ketentuan ini juga berlaku juga untuk perginya perempuan selain untuk melaksanakan ibadah haji, seperti untuk bisnis, tugas, belajar atau kunjungan lain.
Menurut keduanya, alasan kuat mengapa Nabi Muhammad ﷺ melarang perempuan untuk keluar rumah tanpa disertai mahram adalah faktor keamanan. Beliau ingin menjamin keamanan perempuan dalam melakukan setiap aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA: Penuh dengan Keajaiban, Inilah 6 Kisah Rahasia Haji
Demikianlah letak perbedaan pandangan masalah boleh tidaknya muslimah berhaji tanpa mahram ini. Ada yang berpendapat berdasarkan makna lahiriyah dari hadis, yaitu mewajibkan adanya mahram bagi perempuan yang berhaji; ada yang memberikan pengecualian bagi perempuan yang bersama perempuan-perempuan lain yang dapat dipercaya; bahkan ada yang berpandangan tidak diwajibkan adanya suami ataupun mahram jika dalam keadaan aman.
Menurut Syekh Yusuf al-Qaradhawi, prinsip hukum atau ketetapan adanya mahram haji bukan untuk membatasi kebebasan Muslimah dalam melakukan ibadah. Tetapi, hal itu dimaksudkan untuk menjaga nama baik dan kehormatannya. Di samping juga untuk melindunginya dari maksud jahat dari orang-orang yang hatinya berpenyakit. []
SUMBER: SINDONEWS