ULAMA berbeda pendapat dalam hal ini. Sebagian membolehkannya, sebagian lagi melarang.
Yang melarang berdalil dengan hadis riwayat Ummu Habibah, salah seorang istri Nabi. Ia pernah berdoa, “Ya Allah! Bahagiakanlah aku dengan menjadi istri Rasulullah, serta dengan Abu Syfan dan saudaraku Mu’awiyah.”
BACA JUGA: Dunia Istri Bukan cuma Sumur, Dapur dan Kasur
Mendengar itu Nabi SAW berkata, “Sungguh engkau telah meminta kepada Allah ajal yang telah ditentukan, hari-hari yang telah ditetapkan dan rizki yang telah terbagi. Sesuatu tak akan dipercepat sebelum waktunya. Seandainya engkau memohon kepada Allah agar engkau terhindar dari azab neraka atau azab kubur, niscaya itu lebih baik dan lebih utama,” (HR. Imam Ahmad).
Imam an-Nawawi mengomentari hadis tersebut bahwasanya hadis ini diketahui tidak bolehnya berdoa agar dipanjangkan umurnya. Namun jika ada yang bertanya apakah hikmah dari larangan berdoa panjang mur? Mengapa pula memohon terhindar dari azab kubur lebih disukai? Jawaban dari kedua pertanyaan tersebut adalah bahwa umur telah ditetapkan. Namun berdoa agar terhindar dari azab api neraka dan azab kubur adalah ibadah.
BACA JUGA: 8 Doa Terbaik yang Diajarkan Nabi
Ada lagi yang bertanya: Bukankah kita bertawakal pada segala ketentuan Allah? Jawabannya, berbuatlah! Karena segala sesuatu telah dimudahkan urusannya.
Berdoa panjang umur tidak termasuk ibadah. Seperti halnya, tidak baik meninggalkan shalat, puasa dan dzikir hanya karena bertwakal atas takdir Allah. Wallahu a’lam. []
Sumber: Manajemen Umur/karya: Muhamad bin Ibrahim an-Nu’aim/penerbit:Pustaka at-tazkia