Diceritakan oleh Al Imam Al-Baihaqi -rahimahullah- beliau berkata:
وقرأت في كتاب عبد الرحمن بن أبي حاتم: أخبرني أبي، قال:
حدثنا يونس بن عبد الأعلى، قال: سمعت الشافعي، رضي الله عنه، يقول في الرجل يكون في الصلاة فيعطس رجل؟ فقال: لا بأس أن يقول له المصلى: رحمك الله. قلت: ولم؟ قال: لأنه دعا، وقد دعا النبي، صلى الله عليه وسلم، لقوم في الصلاة، ودعا على آخرين.[مناقب الشافعي للبيهقي ,1/191]
AKU membaca pada kitab Abdurrahman bin Abi Hatim (beliau berkata) Bapakku telah mengabarkan kepadaku, (beliau berkata) Yunus bin Abdil A’la telah menceritakan kepada kami, (dia berkata) aku pernah mendengar Asy-Syafi’i berkata : “Tentang seorang yang yang sedang shalat, lalu ada orang lain bersin.” Tidak mengapa (boleh) bagi seorang yang sedang shalat tadi untuk mendo’akannya : رحمك الله (semoga Alloh merahmatimu).” Aku (Yunus bin Abdil A’la) bertanya : “Kenapa?”. Beliau menjawab : “Karena itu do’a. Sungguh Nabi -shollallahu ‘alaihi wa sallam- pernah mendo’akan kebaikan untuk suatu kaum di dalam shalat, dan pernah mendo’akan kejelekan untuk kaum yang lain.” [ Manaqib Asy-Syafi’i karya Al Baihaqi : 1/191 ].
Saya (Abdullah Al Jirani) berkata : Jika ada yang menyatakan, bahwa kita dilarang berbicara dalam shalat. Jawab : Larangan berbicara dalam shalat tersebut, adalah pembicaraan manusia dengan manusia. Adapun pembicaraan manusia dengan Alloh, maka tidak dilarang. Dan do’a, merupakan pembicaraan manusia dengan Alloh.
BACA JUGA: Adab Menguap dan Bersin
Al-Imam Asy-Syafi’i berkata:
ما يجوز أن يدعو به المرء في غير الصلاة جاز أن يَدْعوَ به في الصلاة؛ لأن المخاطبة في ذلك ليست الى الآدميِّين، وإنما الخبر أنه لا يصلح في الصلاة شيء من كلام الناس أن يكلم بعضهم بعضاً (1). وقد دعا النبي، صلى الله عليه وسلم، لقوم وسماهم بأسمائهم ونسبهم إلى قبائلهم. وهذا كله يدل على أن المحرَّم من الكلام إنما هو كلام الناس بعضهم بعضاً في حوائجهم. فأما ما دعا به المرء ربه، تعالى، وسأله إيّاه فهذا لا أعلم أحداً من أصحاب رسول الله، صلى الله عليه وسلم، اختلف فيه
“Do’a apa saja yang boleh bagi seorang untuk berdo’a dengannya di luar shalat, maka boleh untuk dia gunakan di dalam shalat. Karena pembicaraan dalam hal itu bukan kepada bani Adam (manusia, tapi kepada Alloh-pentj-). Adapun hadits “tidak boleh ada sesuatu ucapan dari manusia di dalam shalat”, (maknanya) sebagian manusia berbicara dengan sebagian yang lain. Nabi telah mendoakan bagi suatu kaum dengan menyebutkan nama-nama mereka dan menasabkan mereka kepada kabilah-kabilah mereka. Ini semua menunjukkan, bahwa perkataan yang diharamkan, hanyalah ucapan mereka dengan sebagian yang lain dalam berbagai kebutuhan mereka. Adapan do’a yang dipanjatkan seorang kepada Rabb-nya dan apa yang dia minta kepada-Nya untuk dirinya, maka aku tidak mengetahui ada seorangpun dari kalangan sahabat yang berselisih di dalamnya (sepakat boleh).” [ Manaqib Asy Syafi’i karya Al Baihaqi : 1/189-190 ].
Hal ini berdasarkan sebuah hadits dari Mu’awiyah bin Hakam As-Sulami -rodhiallohu anhu- dia berkata :
بَيْنَا أَنَا أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ عَطَسَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ فَقُلْتُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَرَمَانِي الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ فَقُلْتُ وَا ثُكْلَ أُمِّيَاهْ مَا شَأْنُكُمْ تَنْظُرُونَ إِلَيَّ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى أَفْخَاذِهِمْ فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ فَوَاللَّهِ مَا كَهَرَنِي وَلَا ضَرَبَنِي وَلَا شَتَمَنِي قَالَ إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
“Ketika aku sedang shalat bersama-sama Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam
Sisi pendalilan dari hadits di atas, Nabi -shollallahu ‘alaihi wa sallam- tidak mengingkari do’a yang diucapkan oleh Mu’awiyah bin Hakam As Sulami kepada orang yang bersin. Yang diingkari hanyalah pembicaraan dia saat merespon tindakan para sahabat yang memelototinya. Maka kalimatnya “dari pembicaraan manusia”, artinya : antara manusia yang satu dengan yang lain.
BACA JUGA: Kenapa Harus Mengucap Hamdallah Ketika Bersin?
Termasuk yang diperbolehkan di sini, ucapan makmum : عليهما السلام (semoga keselamatan atas keduanya) saat mendengar surat Al-A’la dibaca oleh imam ketika sampai ayat : في صحف إبراهيم و موسى (di dalam lembaran-lembaran Ibrohim dan Musa). Karena ini termasuk do’a.
Semoga Allah merahmati Al Imam Asy Syafi’i dan para ulama ‘ yang lain yang telah mewariskan ilmu yang sangat berharga untuk kita sekalian. Amin ya Rabbal ‘alamin. []
Facebook: Abdullah Al Jirani