SHALAT fardhu adalah salah satu ibadah utama yang tidak boleh ditinggalkan. Seorang muslim seharusnya shalat dalam waktu dan keadaan terbaik. Lantas bolehkah mengulang shalat karena shalatnya rusak akibat tidak khusyu, atau karena ada bacaan imam yang tidak fasih?
Pendiri Quantum Akhyar Institut, ustadz Adi Hidayat, Lc., M.A. menjelaskan mengenai hukum mengulang shalat. Beliau menyampaikan, boleh bagi seorang Muslim mengulang shalat ketika merasa tidak khusyu sepanjang masih berada di waktu shalat tersebut.
Ustadz Adi juga menjelaskan, seseorang yang baru menyadari adanya perkara yang membatalkan shalat ketika waktu shalat itu telah lewat, maka di boleh mengulang shalat tersebut ketika mengingatnya atau ketika saat itu juga.
BACA JUGA: 5 Tips agar Anak Mau Shalat
Shalat Tidak Khusyu, Bolehkah Mengulang Shalat?
Dalam mazhab Imam Syafi’i, kata ustaz Adi, ada yang disebut taqrib dalam waktu shalat seperti seseorang yang tengah berada di dalam perjalanan namun dia tidak dapat memastikan pakaiannya bersih atau kotor, terkena najis atau tidak, sedang waktu shalat sudah masuk.
Dan dalam pertimbangan orang tersebut, bila melaksanakan shalat ketika sudah di tempat tujuan maka waktunya shalatnya sudah terlewat. Maka dalam kondisi demikian, ustaz Adi mengatakan ada yang disebut dengan takrim aw qati shalat atau memuliakan atau segera menjemput waktu shalat.
Maka orang tersebut dapat melaksanakan shalat di waktu itu dengan keyakinan yang baik dan ketika telah sampai di tempat tujuan, orang tersebut dapat mengulang shalat kembali.
Begitu pun ketika seseorang yang menjadi makmum mendapati bacaan imamnya tidak baik karena kondisi tertentu, maka menurut ustaz Adi makmum itu diperkenankan mengulang shalat kembali.
“Tidak ada masalah, kita shalat merasa kurang khusyu kurang baik, setelah itu kita mencoba mengulangi, tidak ada masalah. Silakan, tidak ada larangan untuk mengulangi itu,” kata ustaz Adi dalam laman resmi YouTubenya beberapa waktu lalu yang dikutip Republika.
Namun demikian menurut ustaz Adi seseorang tidak boleh membiarkan kondisi tersebut berlarut-larut. Artinya membiarkan shalatnya terus menerus tidak bisa khusyu. Maka dari itu seorang Muslim harus mempelajari fiqih yang dapat mendorong diri agar bisa khusyu dalam shalat.
Sehingga seseorang dapat mengetahui apa-apa yang menjadi bagian ketidak khusyuan dalam shalat. Atau tidak khusyu itu merupakan was-was setan agar selalu gelisah dan selalu mengulang shalat.
Sebab menurut ustadz Adi ada setan yang sudah menggoda seorang hamba yang akan mengerjakan shalat sejak hamba tersebut selesai berwudhu bernama walhan, dan setan yang menggoda ketika shalat bermana khinzib. Keduanya membisikan was-was kepada hamba sehingga merasa tidak khusyu, padahal shalatnya sudah baik.
Ustaz Adi menjelaskan bahwa di antara makna khusykuk adalah khudu yaini merendah, yang digambarkan dalam sujud. Ketika seseorang telah khudu dalam shalatnya maka menurut para ulama telah disebut khusyu. Lebih lanjut ustaz Adi menjelaskan kondisi seorang hamba bersujud membuat setan akan histeris.
Maka dari itu seseorang yang melaksanakan shalat saja, terdapat ulama yang mengatakan bahwa orang tersebut telah khusyu. Meskipun tingkatan khusyuknya paling rendah atau praktikal, menunaikan shalat untuk bersujud kepada Allah.
Ada juga khusyu tingkatan sukun yakni khusyu secara maknawi di mana shalat mendatangkan ketenangan, tuma’ninah, dan berdampak pada perubahan diri menjadi lebih baik.
Shalat Tidak Khusyu, Bolehkah Mengulang Shalat?
BACA JUGA: Shalatnya Orang Sakit, Inilah Hukum dan Tata Caranya
Untuk mencapai khusyu seseorang dapat memulainya dengan mempersiapkan pakaian yang baik untuk shalat, kemudian menghadirkan suasana akan menghadap Allah dengan menyempurnakan wudhu sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Al Maidah ayat 6.
Seseorang juga dapat menggapai kekhusyukan dengan merasakan seolah itu merupakan shalat terakhir yang ditunaikan sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 45-46.
“Maka dalam kondisi tersebut kita pelajari supaya kita tidak dijebak dalam was was setan . Jad setiap shalat diulang-ulang, kalau ada perasaan seperti itu, itu setan yang sedang bermain. Kalau kondisinya was-was cepat ambil yang yakin. Lalu pelajari penjelasan tentang fiqih shalat supaya tidak larut dalam godaan setan,” katanya. []