SHALAT Jumat merupakan kewajiban bagi setiap pria muslim yang sudah baligh kecuali yang mempunyai uzur (halangan) syar’i. Dalam pelaksanaannya, terdapat adab yang harus dilakukan oleh jamaah shalat Jumat. Salah satunya adab menjawab salam ketika imam naik mimbar. Apakah hal ini diperbolehkah? Mari simak penjelasan di bawah ini.
Jika imam mengucapkan salam ketika ia naik mimbar, hukum menjawabnya adalah fardhu kifayah (artinya: jika sebagian sudah mengucapkan, yang lain gugur kewajibannya).
BACA JUGA: Mengapa Wanita Tidak Wajib Shalat Jumat?
Dalam kitab Al Inshof (4: 56, Asy Syamilah), salah satu kitab fikih madzhab Hambali disebutkan,
رَدُّ هَذَا السَّلَامِ وَكُلِّ سَلَامٍ مَشْرُوعٍ فَرْضُ كِفَايَةٍ عَلَى الْجَمَاعَةِ الْمُسَلَّمِ عَلَيْهِمْ
“Menjawab salam imam (ketika ia masuk dan menghadap jama’ah) dan juga menjawab setiap salam adalah sesuatu yang diperintahkan dan hukumnya fardhu kifayah bagi para jama’ah kaum muslimin.”
Jika menjawab salam kala itu diperintahkan, maka jawabannya pun dengan suara jaher, dengan suara yang didengar oleh imam. Mula ‘Ali Al Qori berkata,
أن رد السلام من غير إسماع لا يقوم مقام الفرض
BACA JUGA: Bolehkah Mengaminkan Doa Khathib saat Shalat Jumat?
“Menjawab salam dan tidak terdengar (di telinga orang yang memberi salam), itu belum menggugurkan kewajiban.” (Mirqotul Mafatih Syarh Misykatul Mashobil, 13: 6, Asy Syamilah).
Demikianlah penjelasan singkat tentang menjawab salam ketika imam sudah naik mimbar. Wallahu a’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO