KOREA Utara baru-baru ini tengah berencana untuk menguji bom hidrogen di luar wilayahnya. Meski Donald Trump berang melihat ‘kelakuan’ Kim Jong Un selaku presiden Korea Utara, namun Korea Utara tak pernah mengurungkan niat untuk menguji coba senjata buatannya.
Bom hidrogen belum pernah digunakan dalam pertempuran oleh negara manapun. Namun para ahli Nuklir mengatakan bahwa bom hidrogen punya kekuatan yang lebih mengerikan daripada bom atom yang AS lesatkan ke Jepang selama Perang Dunia II, sehingga membunuh puluhan ribu orang.
Lebih dari 200 ribu warga Jepang tak bersalah tewas akibat bom atom AS yang dijatuhkan ke Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II pada tahun 1945, menurut Associated Press. Pemboman di dua kota itu sangat menghancurkan, sehingga memaksa Jepang untuk menyerah.
[contact-form][contact-field label=”Nama” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Surel” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Situs web” type=”url” /][contact-field label=”Pesan” type=”textarea” /][/contact-form]
, menurut beberapa ahli nuklir. AS mengaku telah menyaksikan dahsyatnya ledakan bom hidrogen saat diuji pada tahun 1954, New York Times melaporkan.
Bom hidrogen menyebabkan ledakan yang lebih besar, yang berarti gelombang kejut, ledakan, panas dan radiasi semuanya memiliki jangkauan lebih besar daripada bom atom, menurut Edward Morse, seorang profesor teknik nuklir di University of California, Berkeley.
Bom atom menggunakan uranium atau plutonium dan bergantung pada fisi, sebuah reaksi nuklir di mana nukleus atau atom pecah menjadi dua bagian.
Sedangkan untuk membuat bom hidrogen, seseorang masih membutuhkan uranium atau plutonium serta dua isotop hidrogen lainnya, yang disebut deuterium dan tritium. Bom hidrogen bergantung pada fusi, proses mengambil dua atom terpisah dan menggabungkannya membentuk atom ketiga.
“Cara kerja bom hidrogen – ini benar-benar kombinasi fisi dan fusi bersamaan,” kata Eric Norman, yang juga mengajar teknik nuklir di UC Berkeley.
Morse mengatakan bahwa bom atom yang dijatuhkan ke Jepang masing-masing kekuatannya setara dengan sekitar 10 ribu kiloton TNT. “Itu masih bom kecil dan daya ledaknya cukup buruk. Berbeda dengan bom hydrogen yang mampu menghasilkan daya ledak setara 100 ribu kiloton hingga beberapa juta kiloton TNT. Ini berarti bisa menciptakan lebih banyak kematian,” ungkap Morse.
Bom hidrogen juga lebih sulit diproduksi namun lebih ringan, artinya bom hydrogen memiliki daya jelajah yang jauh di atas rudal. []