BOROS adalah gaya hidup gemar berlebih-lebihan, baik dalam mempergunakan uang, harta, atau sumber daya yang dimiliki untuk kesenangan semata. Islam sangat jelas melarang umatnya bersifat boros. Dalam salah satu ayat-Nya, Allah menyamakan orang yang berbuat boros sebagai saudaranya setan. Islam justru mengajarkan kita untuk hidup hemat, tidak berlebih-lebihan, dan selalu berbagi kepada sesama.
Lalu, bagaimanakah caranya agar kita bisa terlepas dari perilaku menyia-nyiakan harta? Berikut beberapa kiatnya.
1.Membuat Anggaran Pengeluaran.
Dengan membuat anggaran pengeluaran, kita bisa memilah dan memilih barang atau jasa apa saja yang kita butuhkan. Kita bisa membuat skala prioritas terhadap kebutuhan kita. Selain itu, dengan membuat anggaran pengeluaran, kita akan terbiasa hidup teratur. Hal ini akan menjadi pengingat agar kita tidak membeli barang atau jasa yang dirasa kurang atau tidak penting.
2.Jangan Mudah Tertarik Melihat Bagus atau Diskon.
Sering sekali kita mengalami lapar mata. Seperti apakah lapar mata itu? Lapar mata dalam kehidupan sehari-hari misalnya kerap membeli barang atau jasa bukan karena kebutuhan yang mendesak, namun lebih pada barang yang terlihat bagus dan bermerk. Atau, lapar mata juga bisa terjadi karena kita tertarik dengan barang atau jasa yang tengah didiskon. Padahal, kita sama sekali tidak membutuhkannya dan memang tidak ada dalam list anggaran pengeluaran. Tentunya, sebagai umat Islam yang bertakwa, kita harus mampu mengendalikan lapar mata ini. Kita harus memiliki tekad yang kuat untuk tidak membeli barang atau jasa yang memang tidak kita butuhkan.
3.Pandai-pandailah Kebutuhan dan Keinginan.
Butuh dan ingin. Sepintas keduanya nampak sama. Padahal, sebenarnya keduanya sangat berbeda. Kebutuhan adalah sesuatu yang mendesak harus dipenuhi. Karena jika tidak terpenuhi akan mempengaruhi keberlangsungan hidup kita. Misalnya membeli sembako, membayar listrik, membayar tagihan telpon atau PDAM. Sementara, keinginan contohnya membeli motor baru atau handphone baru padahal barang-barang tersebut tidak begitu dibutuhkan karena kita sudah memilikinya. Kita pun harus cerdik membedakan kebutuhan primer dan sekunder. Tekan nafsu berbelanja kita agar suatu saat kita tidak menyesal.
4.Hindari Kartu Kredit
Selain karena kelak akan menimbulkan beban pada kita setiap bulannya, penggunaan kartu kredit yang tidak bijak mampu membuat kita semakin boros. Jangan hanya karena ingin simpel, setiap barang atau jasa kita beli dengan menggunakan kartu kredit. Kartu kredit memang praktis dan fleksibel, hanya tinggal gesek. Tapi, coba tekanlah penggunaan kartu kredit seminimal mungkin agar pengeluaran kita tidak semakin membengkak.
5.Jauhi Hutang
Setiap muslim dianjurkan untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran, juga uang pendapatan dan uang belanja, agar tidak terpaksa berutang yang nantinya hanya akan menjadi beban. Jika tidak dalam kondisi sangat genting, usahakanlah kita agar tidak berutang. Mengapa kita harus menjauhi berutang? Karena orang yang berutang akan selalu dihantui kegundahan, kegelisahan sehingga hidup terasa tidak tenang. Ketika Rasulullah ditanya mengapa demikian, Nabi menjawab, “Jika seorang berutang, ia tidak segan-segan berbohong dan mengingkari janji.” Namun, jika kita tengah terbelit utang, berdoalah seperti pada doa Nabi: “Ya Allah! Jauhkanlah saya dari kegundahan dan kesedihan, kelemahan dan kemalasan, kebodohan dan kebakhilan, keberatan utang, serta tekanan dan paksaan orang.” (H.R. Muttafaqun ‘alaihi dikutip dari Yusuf Qardhawi, 1997: 150).
6.Menabung Dan Berinvestasilah
Kita harus pikirkan juga pendidikan anak, biaya pernikahan, atau bahkan tabungan kesehatan kita. Belajarlah untuk menganggarkan pendapatan yang kita dapatkan untuk ditabung di bank yang terpercaya dan diinvestasikan untuk masa depan kita. Pilihlah lahan investasi yang halal dan menjanjikan karena kelak investasi kita akan menghasilkan pemasukan tambahan. Jadi, mulailah menabung dan berinvestasi sekarang juga!
7.Ingat Zakat, Infak Dan Sedekah
Salah satu kiat agar dapat menghilangkan perilaku boros adalah selalu ingat saudara-saudara kita yang kekurangan. Sehingga, perlu ditumbuhkan kepekaan sosial pada diri kita. Dengan berzakat, infak, dan sedekah, selain dapat membantu saudara seiman, kita pun Insyallah akan mendapatkan pahala dari-Nya.[]
Sumber: percikaniman