IBADAH Haji adalah panggilan, seruan khusus dari Sang Khalik bagi mereka yang telah siap. Mampu, baik secara lahir maupun batin, terutama sanggup secara spiritual.
Ada beribu cara bagi Allah untuk mengundang hambanya datang mengunjungi tanah suci, tunaikan ibadah haji ke baitullah. Dan mungkin hambanya tak kan pernah mengerti, bagaimana Allah memanggil mereka untuk tunaikan rukun Islam yang ke-5 itu.
Adalah KH Endang Jamaludin, pengasuh Pesantren Uswatun Hasanah Empangsari, Purwadadi, Subang, Jawa Barat, berkisah tentang ibadah hajinya di tahun 2006 lalu seperti diceritakan oleh Totoh Bustanul Arifin.
“Suatu hari Kang Endang mengisi pengajian di salah satu majelis ta’lim asuhannya, dalam pengajian itu Kang Endang ngaji bab haji sangat detail sekali,” kata Totoh Bustanul Arifin salah satu adik KH Endang Jamaludin.
Selepas pengajian, salah seorang jamaah yang bernama Haji Ayat Hidayat penasaran dengan bahasan beliau. Tanpa berpikir panjang, ia kemudian menghampiri Kiai Endang dan percakapan panjang seputar ibadah haji pun mengemuka diantara mereka.
Haji Ayat kemudian bertanya, “Kiai Endang sudah berapa kali haji?” Sebuah pertanyaan yang dirasa sangat menohok bagi Kiai Endang.
Karena belum pernah haji, kang Endang lalu menjawab apa adanya. “Belum pernah sekali pun,” jawabnya.
Haji Ayat tercekat, kaget dengan pengakuan sang kiai. Karena meskipun belum pernah menunaikan ibadah haji, namun kiai Endang mampu menjelaskan kegiatan ibadah haji dengan sangat mendetail.
“Memangnya Kiai nggak mau berangkat haji?” tanya Haji Ayat.
“Ya mau, asal semuanya ditanggung sama Pak Haji Ayat,” kelakar kiai Endang.
Ternyata, Haji Ayat menerima candaan itu dengan sangat serius. Ia kemudian menjanjikan akan membiayai ibadah haji Kiai Endang dengan catatan apabila tanah yang akan ia jual laku di atas Rp. 300 juta.
Beberapa hari berselang, dengan seizin Allah, tanah milik Haji Ayat tersebut ternyata laku di atas Rp. 500 juta. Alhasil Kiai Endang berangkat haji bersama delapan saudara Haji Ayat.
Subhanallah, maha besar Allah dengan segala firmannya. []
Disadur dari NU online.