BOGOR—Budi Ashari, Lc., pakar pendidikan Islam, menyampaikan pesan kepada orangtua yang akan mengirim anak ke pesantren atau tempat menuntut ilmu bahwa menuntut ilmu itu selalu dalam proses yang berat dan pahit.
Hal itu disampaikan pendiri Kuttab dan Madrasah Al Fatih tersebut dalam acara tausiyah kepada orangtua atau walisantri Madrasah Al Fatih di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Ahad (8/7/2018).
BACA JUGA: Memprioritaskan Akhlak daripada Ilmu Agama, Benarkah? (1)
“Semua ulama selalu mengatakan bahwa menuntut ilmu dalam Islam itu jauh dari kemewahan. Menuntut ilmu itu harus sederhana,” ujar Budi.
Menurut Budi, orangtua dalam hal ini harus bertanya kepada diri sendiri soal niat mengirim anak-anak ke tempat ilmu.
“Kalau niatnya bukan karena Allah SWT, orangtua dan anak tidak akan fokus dalam prosesnya. Tidak akan berhasil,” tegasnya.
Menyitir Imam As Syafi’i, Budi menjelaskan jika seorang anak remaja sudah tidak mau menuntut dan duduk di majelis ilmu, tinggal ditakbiri empat kali dan dishalatkan.
“Karena dia sebenarnya sudah mati. Anak-anak yang tidak mau menuntut ilmu di usia mudanya, dia tidak hidup,” papar Budi lagi.
BACA JUGA: Memprioritaskan Akhlak daripada Ilmu Agama, Benarkah? (2-Habis)
“Semua orang besar senantiasa menuntut ilmu sejak usia muda. Jika engkau di masa muda sibuk menuntut ilmu, di usia nanti, engkau akan dilayani oleh ilmu.”
Budi juga menegaskan bahwa adab sebelum ilmu sangat penting.
“Jika kamu sudah tidak punya adab sama gurumu, jangan harap ilmu itu akan sampai padamu,” pungkasnya. []
REPORTER: SAAD SAEFULLAH