SUKA heran sama para bujangan. Bukan apa-apa, mereka betah lama-lama hidup sorangan, tanpa pasangan. Padahal, sudah punya kerjaan, dan juga usia sudah masuk hitungan. Tapi masih saja menunda ke pelamninan. Alasannya, punya penghasilan tapi takut tak mencukupkan.
Setiap jam, kerjaannya nulis cita-cita di beranda ingin pernikahan. Dalihnya, pengen membenarkan kelakuan, kalau sudah benar laku, maka pasangan akan datang. Atau kalau tidak demikian, update statusnya adalah foto-foto selfi sama teman-teman seperjuangan (bahkan adik seperguruan) yang lagi walimahan. Dari satu pernikahan ke pernikahan lagi, sambil meratap-ratap, “Kapan ya aku difoto berpasangan, bukan cuma jadi undangan doang?”
Padahal, akhwat di luar sana banyak yang tak pernah menjadikan materi sebagai itungan. Cukup keyakinan kepada Allah SWT Sang Maha Kekuatan, maka semua akan dibukakan jalan. Pasti akan ada kemudahan. Usia 24 belum nikahan berarti itu ketelatan. Jangan bangga sendirian. Di zaman sekarang, sulit menahan godaan pandangan. Kalau sudah punya pasangan lewat pernikahan, bisa membuat hati tentram.
Hari para bujangan, harap ini dijadikan catatan: menikah itu memang 30% saja soal keasyikan. Nah, yang 70%-nya itu, full kenikmatan. Nikmat dunia akhirat penuh dengan keberkahan! []