Oleh: Ulfatun Ni’mah
Revowriter Pekanbaru
nimahulfatun23@gmail.com
SAYA tertampar oleh tangan kekar, tapi tak kelihatan. Rasanya begitu mengagetkan. Menyadarkan. Betapa saya masih banyak kekeliruan dalam pengasuhan.
Bulan lalu saya dapat rezeki. Duduk di majelis ilmu parenting Ustadzah Yanti Tanjung. Temanya “Be Smart Parents di Era Milenial.” Mengupas bagaimana mendidik anak di akhir zaman. Menyiapkan generasi yang kuat raga serta iman untuk menjawab tantangan zaman.
Melihat lingkungan yang kuat akan paham liberal membuat orangtua, termasuk saya dibuat makin was-was dalam menjaga anak-anak. Rasa takut bila anak terjerumus pada pergaulan bebas. Godaan gaya hidup hedonis sekuler yang terus mengintai. Bullying yang tak kenal sosok dan tempat. Serta adab dan akhlak yang semakin mengkhawatirkan. Semua membuat emak meringis. Emak jadi ekstra protektif. Bahkan terkesan mengekang. Menjauhkan anak dari pergaulan.
BACA JUGA: Tahukah Anda 4 Hal Ini Ternyata Dapat Membunuh Kreativitas Anak
Duh, betapa saya terlupa. Padahal Allah SWT menciptakan anak kita bukan sebagai anak rumahan. Hanya cukup diam di rumah tanpa memedulikan lingkungan. Berusaha menjadi shalih sendirian. Bukan begitu tujuan dari anak kita diciptakan. Anak punya misi sebagai hamba Allah SWT. Hamba yang tidak hanya diminta untuk beribadah pada Allah SWT semata. Tapi juga jadi pengelola alam semesta. Ada pula kewajiban amar ma’ruf nahi munkar di pundaknya.
Allah SWT menjelaskan dalam Alquran. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al Imran: 110)
Kini saya tersadar. Umat Muslim terlahir untuk memberi manfaat bagi sesamanya. Saling tolong menolong dalam ketaatan. Saling mengingatkan untuk meninggalkan kemaksiatan. Begitu pula dengan anak-anak kita. Punya tugas penciptaan yang sama. Tidak hanya di rumah saja. Fokus pada dirnya. Abai dengan lingkungan sekitar yang menjadi tujuan dakwah Islam. Bukannya shalih sendiran. Bukan itu yang Allah harapkan.
Melepas anak ke luar tentu banyak pertimbangan. Tapi mengurung anak di rumah bukanlah ide yang gemilang. Berikut ini hal yang dapat kita lakukan sebelum melepas anak keluar:
Kuatkan anak dengan Akidah Islam
Allah SWT berfirman, ”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS Lukman: 13)
Akidah merupakan pondasi dalam kehidupan. Pelajaran yang harus kita tuntaskan sebelum ananda mencapai masa balighnya. Ketika ananda sudah kuat akidahnya, ia akan lebih mudah menjalankan kehidupannya. Menjadikan aturan Allah sebagai aturan tertinggi dalam setiap langkah hidupnya. Menjadikan syatiat Islam sebagai tolak ukur kebenaran. Maka harus menjadi fokus kita sebagai orangtua mengokohkan Akidah pada diri kita selaku orangtua juga bagi ananda. Demikian membuat anak kuat menangkal radikal bebas dari lingkungan bermainnya.
BACA JUGA: 3 Langkah Mudah Ajari Anak Sedekah
Memproteksi ananda dengan aturan
Mengekang anak bukanlah perlindungan. Biarkanlah anak keluar rumah untuk belajar mengenal lingkungan. Mengenal kehidupan sosial yang menyajikan banyak persoalan. Temani ananda mengamati sekitar. Belajar memahami umat. Mencari solusi untuk persoalan umat. Karena untuk mengurus alam semestalah ananda diciptakan.
Berikanlah batasan pada ananda. Ajarkan adab bergaul agar ananda tidak kebablasan. Selain itu, adab yang ananda tunjukkan di lingkungan akan memberikan kemudahan bagi ananda bersosoalisasi. Lebih mudah mendapat penerimaan. Hingga misi amar ma’ruf nahi munkar lebih mudah dilaksanakan.
Ayah, bunda yang dirahmati Allah SWT, InsyaaAllah dengan akidah serta batasan yang kita berikan menjadi protektor bagi ananda melawan radikal bebas yang berkeliaran. Mari persiapkan ananda untuk menjadi agen dakwah Islam. Menjadi bagian dari pengisi peradaban gemilang. Menjadi kholifah fil ard. Pembawa manfaat lil aalamiin.
Anakku milik Allah. Anakku penerus dakwah Islam. Maka sudah semestinya mendidik mereka sesuai dengan tuntunan Allah. Membiarkan ananda keluar rumah mempelajari medan juanng. Mempersiapan ananda menjadi generasi khoiru ummah, umat terbaik. Pengisi peradaban gemilang. Semoga Allah mampukan. Aamiin. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.